Pages

Senin, 26 Agustus 2013

Wall Sticker Pohon

#CeritaDariKamar Hari Keduapuluhenam




Di atas tempat tidur saya terdapat sebuah Wall Sticker berbentuk pohon dengan ukuran yang lumayan besar. Tujuan utamanya, saya menggunakan wall sticker adalah agar dinding saya tidak tampak begitu sepi. Setidaknya ada Gambar Pohon mengisi.

Selain pantai dan surat. Saya juga menyukai Pohon, alasan lainnya saya memasang wall sticker tersebut.
Pohon dengan batang yang kokoh, dan bercabang banyak yang bisa saya panjat dengan nyaman dan aman. Meski saya lumayan takut dengan ketinggian, tapi memanjat pohon tetap terlihat menyenangkan.

Dari kecil, saya selalu mendambakan Rumah Pohon, ini bukanlah pengaruh film atau apa. Saya mendambakannya secara tiba-tiba, saat SD dulu masih sering sekali memanjat pohon untuk sekedar mengambil buah seri- atau untuk duduk-duduk saja di dahannya.
Rasanya menyenangkan sekali berada di atas pohon, di bawah daun-daunnya yang lebat, bersender di batangnya yang kokoh, merasakan tekstur kulit pohonnya di jemari saya, memandangi warna hijau daun yang membuat tenang dan warna cokelat dari batang yang terasa nyaman.

Mempunyai sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas beserta taman bunga matahari. Pohon besar dengan Rumah Pohon di atasnya, ada tangga gantung untuk naik ke atasnya, sebuah ayunan yang diikat di dahan.
Di dalam rumah pohon terdapat sofa-sofa kecil dan rak berisi buku kesukaan, karpet bulu yang lembut, sebuah radio kecil yang setia memutarkan stasiun radio kesukaan, penerangan yang cukup,  juga ada sebuah meja kecil khusus ruang saya menulis....
Rasanya semakin lama saya membayangkannya, semakin detail rumah pohon tersebut tergambar di imajinasi saya.

...

Seperti Pohon, cinta tumbuh dan berkembang dengan baik karena dirawat pemiliknya. Meskipun tak ada manusia yang memiliki pun, alam tetap menghidupinya. Air dari Hujan, Pupuk dari Dedaunan yang jatuh ke tanah, Sinar Matahari, dan lain-lainnya.

Dan Pohon bisa ditebang karena keinginan ataupun keegoisan pemiliknya, cinta pun begitu.

Pohon. Kita nikmati kelezatan buahnya, ambil daunnya, tebang batangnya, nikmati keindahan bunganya. Tapi, kita seringkali lupa untuk merawatnya dan menanam penggantinya kembali.
Seringkali, cinta pun seperti itu. Kita manfaatkan kehadirannya, tapi justru lupa untuk menghargainya kembali.


"tidak ada selamat tinggal. daun yang lepas dari dahan akan jadi hara untuk kembali ke pohon."


Tyas Hanina

0 komentar:

Posting Komentar