Pages

Minggu, 29 Desember 2013

10 likes & dislikes


10 likes :

1.      Saat seseorang mengingat detail-detail hal yang saya pernah ucapkan dan lakukan.
(Meskipun hal itu bahkan bukan hal yang penting untuk saya.)

2.      Ucapan selamat pagi dan selamat malam.
(Itu terasa seperti saya adalah orang yang pertama muncul di dalam pikirannya ketika bangun dari tidurnya, atau seseorang yang dia inginkan hadir di mimpinya.)

3.      Surat! Saya suka menulis surat.
Menerimanya juga sama menyenangkannya, membaca barisan rapi huruf yang dituliskan seseorang untuk saya.
Hampir semua surat yang pernah saya terima, saya simpan hingga sekarang.

Proses menulis kata perkata, menerka bagaimana ekspresi si penerima, menunggu surat balasan diterima. Menulis surat rasanya sama seperti Jatuh Cinta.


4.      Pohon. Detail kayu pada perabotan rumah tangga. Rumah pohon. Perpaduan warna hijau daun dan cokelat tua.
Pohon melambangkan kehidupan. Bertumbuh dan berkembang- dan kelak bisa juga mati. Selama hidupnya, memberi banyak manfaat untuk makhluk lainnya. Dan dia dapat tumbuh alami bersama alam.

Seperti Pohon, cinta tumbuh dan berkembang dengan baik karena dirawat pemiliknya. Meskipun tak ada manusia yang memiliki pun, alam tetap menghidupinya. Air dari Hujan, Pupuk dari Dedaunan yang jatuh ke tanah, Sinar Matahari, dan lain-lainnya.

Dan Pohon bisa ditebang karena keinginan ataupun keegoisan pemiliknya, cinta pun begitu.

Pohon. Kita nikmati kelezatan buahnya, ambil daunnya, tebang batangnya, nikmati keindahan bunganya. Tapi, kita seringkali lupa untuk merawatnya dan menanam penggantinya kembali.

Seringkali, cinta pun seperti itu. Kita manfaatkan kehadirannya, tapi justru lupa untuk menghargainya kembali.


5.      Seseorang yang bisa saya ajak bicara tentang apapun. Tanpa membuat saya kehabisan kata sehingga harus berpikir apa yang harus saya bahas lagi dengannya.
Seseorang yang saat bersamanya, hening pun terasa menyenangkan.

6.      Hujan.
Hujan selalu membawa rasa nyaman dalam setiap rintiknya yang jatuh ke jalanan. Meski terkadang ikut membawa cemas, ketika berada dalam perjalanan.
Meski terkadang turut membawa takut, ketika gunturnya memekakan telinga.
Meski begitu, ada rasa nyaman beserta rindu yang tak luput ia simpan.
Seakan memancing keluarnya segala memori dan inspirasi yang selama ini tersimpan dalam diri.

7.      Orang dengan selera musik yang sama dengan saya.
I judge people by their music taste.
Ada sesuatu di setiap lagu favorit pilihanmu, yang menggambarkan dirimu.
Setidaknya, bagi saya begitu.

8.      Bunga matahari.

9.      Bintang. Biru. Langit. Laut.

10.  Huruf.
Saya gila membaca, setiap kali saya berada di toko buku dan perpustakaan besar. Saya selalu merasa- sedikit sekali buku yang saya punya.
Dan, begitupun sebaliknya. Saya suka menyiapkan dan menyajikan sesuatu untuk orang lain bisa baca- dan nikmati. Dan pahami.
Sehingga kumpulan huruf yang saya tuliskan tidak hilang begitu mereka selesai membacanya. Saat ini saya masih harus belajar banyak tentang itu.



 10 dislikes :

1.      Seseorang yang tidak menghargai privasi orang lain.
Karena bagi saya sendiri, ada beberapa hal yang hanya bisa saya bagi untuk diri saya sendiri.
Dan sepertinya bagi setiap orang begitu.

2.      Segala sesuatu yang terasa mengekang. Mengikat. Menahan.
Sehingga seakan saya tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa kemana-mana.
Yang membuat saya merasa tidak bebas menjadi diri saya sendiri.

3.      Muka koin.
Berbicara baik di depan seseorang, berbicara buruk di belakangnya.
Di depan seakan mendukung. Di belakangnya mendorongnya jatuh.

4.      Jika seseorang tidak membiarkan saya sendirian, ketika memutuskan sesuatu atau ketika menahan emosi.

5.      Seseorang yang jika marah mengatakan “Lo tuh gatau apa-apa.”

6.      Diremehkan.

7.      Orang yang sibuk mencari sensasi dan perhatian, tanpa prestasi untuk dibuktikan. Terlebih lagi- ketika orang lain justru malah terus menerus membahasnya meskipun mereka tidak suka.

8.      Iklan yang semakin lama semakin menjamur di majalah, internet, televisi.

9.      Ketika wifi tiba-tiba mati.

10.  Saat orang lain memperlakukan kepercayaan saya seakan itu tidak berharga.
Mereka tidak tau, bahwa saya akan sulit memberikan kepercayaan “kedua”.


...

Begitulah.
10 hal dari sekian banyak hal yang saya suka dan tidak suka.
Apakah salah satu atau banyak darinya sama dengan kalian?



Tyas Hanina







Selasa, 24 Desember 2013

Yang sudah pulang.


Well, gue lagi kangen banget sama mamah.

Shubuh tadi gue terbangun, dengan dada berdebar kencang. Dan keringat dingin di dahi dan sekujur tubuh.
Gue memang sedang terkena demam sejak kemarin malam- selepas pulang main dengan teman.
Sebenarnya sejak pagi gue sudah merasakan gejala-gejala akan sakit, nafas yang panas, kepala yang berat, dan lidah terasa agak pahit. Tapi, janji adalah janji kawan. Lagipula gue pengen main.

Iya. Lagi-lagi gue sakit pas liburan.

Mungkin kalau mamah belum pulang, beliau akan menyadarinya hanya dengan melihat air muka gue. Dan beliau akan mencegah gue untuk pergi, menyuruh gue untuk diam di rumah- meskipun dia tau benar bahwa cucu bungsunya ini sangat keras kepala dan akan tetap pergi.
Dan  malamnya, beliau akan menyediakan sisi kosong di tempat tidurnya. Membiarkan gue berbaring disana, dengan segelas teh manis hangat untuk gue nikmati. Dan saat gue tertidur, beliau akan memijiti tubuh gue dan menaruh kompres air dingin di dahi gue.
Kemarin malam, gue sangat merindukan hal itu. Dan rindu itu terasa sakit, mengingat gue tidak akan dapat merasakannya lagi- dengan sentuhan yang sama.

Shubuh tadi, gue terbangun dari mimpi yang menampilkan dia sebagai salah seorang “bintang tamunya”.
Mimpi itu terasa nyata, tapi gue tau itu mimpi. Pernah gak ngerasain mimpi yang seperti  itu? Rasanya membingungkan.
Di mimpi, gue sedang tidur di kamar Ibu. Dan ada suara ketukan pintu, saat gue membukanya. Ada Mamah di sana, dengan setelan kebayanya. Dia menyapa gue, gue merapal doa.
Tapi dia tidak pergi, seperti (yang gue baca) bahwa makhluk halus akan pergi setelah dibacakan doa seperti itu.
Dia tetap di sana. Berkumpul dengan anggota keluarga seperti biasa. Duduk di sofa ruang TV bersama Ibu, Bapak, dan Kakak-kakak gue. Mereka semua tau bahwa saat itu dia sudah pulang, namun mereka mengobrol seolah tak terjadi apa-apa.
Bukan hanya membingungkan, lagi-lagi itu terasa menyakitkan.

Begitu terbangun. Gue memegang dahi dan leher gue yang masih terasa hangat.
Tidak gue temukan jejak kompres dengan air dingin di sana.
Gue memeluk diri gue sendiri di pinggir tempat tidur, menangis selama kurang lebih 2 jam.
Lalu bangun dan menonton Televisi pagi yang masih penuh kartun. Mencoba melupakan mimpi barusan, dan perasaan rindu yang ditinggalkan.

...

Saat hari kepulangannya, pada waktu shubuh.
Gue menangis bersama abang gue di kamarnya. Memandang tubuhnya yang sangat kurus, terbujur kaku- dan dingin.
Berdua kami menangis, sesekali abang gue menyebut namanya dengan suara yang parau.
Dan gue hanya bisa duduk di sisi tempat tidurnya, memeluk lutut dan menangis- berusaha agar tangisan itu tidak mengeras.

Saat pemakamannya, selepas dzuhur.
Gue berdiri di depan liang lahatnya, memegang sekeranjang bunga untuk ditaburi di atas makamnya.
Memandangi tubuhnya yang kini dibungkus kain putih.
Gue tidak menangis.

Saat sampai di rumah.
Sehari setelahnya.
Seminggu sesudahnya.
Sebelum mimpi itu hadir.
Gue tidak pernah lagi menangis untuknya.
Bukan karena gue tidak merasa sedih, atau kehilangan.
Tanpa pernah gue katakan pada siapapun, bahwa gue merasa sangat kehilangan.

...

Setelah kepulangannya, Ibu adalah orang yang paling merasakan kehilangan.
Dia tidak bisa ditinggal di rumah sendirian.
Dia merasa ketakutan. Entahlah, gue tidak tau benar apa yang dia takuti.
Tapi, dia sempet bilang ke gue. Dia terlalu merasa kehilangan- karena hingga terakhir kali nafas terakhir mamah dihembuskan dia adalah orang yang merawatnya.
Dia tidak mau pergi ke kamar mamah, begitupun gue.

Haha. Mungkin iya, gue takut. Sama dengan yang Ibu rasakan.
Takut terlalu jauh untuk mengenangnya.

...

Setiap kali, gue sakit.
Merasa takut.
Pikiran gue kalut.
Atau, ingin dipijit.

Gue akan datang ke kamarnya, berbaring di sebelahnya. Memegang tangan atau ujung kain kebayanya, sebelum perlahan-lahan gue jatuh tertidur.

Dengan begitu gue merasa nyaman. Dan aman.

Dimana lagi, ada kenyamanan seperti itu yang orang lain bisa tawarkan?

 ...

Ah. Selamat hari Ibu, Ibu dari Ibuku.


Tyas Hanina

Rabu, 18 Desember 2013

Lilin


Ketika kamu menyentuh ujung tubuhku.

Secara perlahan,
kamu memberiku kemampuan untuk dapat..

Memberikan cahaya,
walau hanya untuk sementara.
Memberikan kehangatan,
walau hanya terasa jika berdekatan.

Aku lilin.
Yang perlahan kehilangan diriku karena dibakar api.
Tak mengapa jika kelak aku harus mati.
Setidaknya sentuhannya pernah membuatku menjadi berarti.

(Sumber gambar : http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/08/berlian-di-dalam-api-lilin)

Jumat, 29 November 2013

Enjoy your time.


Waktu berlalu bagai desingan peluru.
Gue percaya, itu adalah hal yang baik.
Teori relativitas Einstein.
Kalau kita menikmati hal yang kita kerjakan- waktu akan berjalan cepat.
Sedangkan, jika kita menganggap hal tersebut menyebalkan- waktu seakan merangkak dengan lambat.

Time you enjoy wasting, is not wasted. –John Lennon

...

Semester ketiga di SMA akan selesai. Masih ada 3 semester lagi yang harus dijalani.

Dan mengingat jangka waktu tersebut, gue terhimpit di tengah-tengah perasaan..
Ingin cepat lulus, lalu kuliah di luar kota.
Namun, juga merasa gak ingin semua ini berakhir dengan cepat.

Dan, sekali lagi. Cepat atau lambatnya waktu, terkadang tergantung dengan bagaimana kita menikmatinya.

I enjoy my senior high school life.

Selama jadi siswi SMA..
Sisi melankolis gue jarang sekali keluar. Sehingga, kebanyakan orang menilai gue adalah orang yang datar. #YaEmangSih

Atau mungkin itu semua karena gue berubah.

Gue saat SD terkesan galak, tidak pandai mengatur emosi.
Gue di masa SMP cenderung labil, dan lebih mengekspresikan diri.

Dan, gue yang sekarang. Yang duduk di bangku kelas 2 SMA..
Yang lebih bisa ngatur diri sendiri, dan cenderung gak peduli.
Gak peduli orang nilai gue kaya apa.

Because you know why? This is my life. My soul. The purpose of my existance. #skinnyindonesian24

Dan, bukan hal yang tidak mungkin. Saat gue jadi Mahasiswi di Perguruan Tinggi Negeri nanti, gue udah jadi orang yang “beda” lagi.
Yang mungkin akan lebih mandiri, dan lebih perhatian sama keadaan sekitar juga diri gue sendiri.

You know, people changes.
Mungkin lo gak menyadarinya. Mungkin lo selalu ngerasa lo adalah lo yang sama.
Ya, gue juga. Gue selalu ngerasa gue saat umur 10 tahun-13 tahun-16 tahun gak ada bedanya.
Tetap seorang Tyas Hanina, gak tiba-tiba berubah menjalani kehidupan sebagai Manohara.

Yang berbeda, adalah gimana isi “dalem” kita. Gimana pandangan kita akan sesuatu. Gimana kita menanggapi sesuatu.
Karena semakin pertambahan usia. Semakin banyak hal kita tau, tapi juga banyak yang kita lupa. Semakin banyak pengalaman, tapi juga semakin banyak alpa.

Karena sesempurnanya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tetap, gak ada manusia yang paling sempurna.

...

Coba deh, liat-liat album foto keluarga yang lama.
Liat gimana lo dan keluarga lo tumbuh. Gimana perubahan yang terjadi di Rumah.
Ingat kebiasaan lama yang dulu kalian kerjakan bersama. Bandingin dengan sekarang, apa frekuensi waktunya tetap sama?

Di keluarga gue sendiri. Ada banyak hal yang berubah, termasuk diri gue sendiri.
Ibu, Bapak, Mamah, Kakak, Aa’.
Semua berubah.
Whether it’s a good or bad things. They still being them self.

Kebiasaan bersepeda dan berenang setiap weekend bersama Bapak dan Aa’. Kini sudah tidak terlaksana.
Gue kini memilih bangun pagi untuk menonton siaran kartun yang semakin berkurang.
Aa’ memilih tidur sampai menjelang siang.
Hanya Bapak yang tetap sepedahan. Kadang, gue bilang sama beliau kalau gue ingin ikut dengannya bersepeda. Tapi, itu belum lagi terlaksana.

Berantem sama Aa’ pun kini gak termasuk rutinitas lagi.
Dulu bisa sampai lari-lari telanjang kaki cuma pake kaus kutang dan kancut muterin komplek.
Sekarang, paling ribut kecil karena gue suka lupa balikin earphonenya.

Ngobrol sama Kakak sampai tengah malem juga cuma bisa dilakuin kalau dia lagi pulang ke rumah.
Yang berarti beberapa bulan sekali.

Belum lagi, sekarang Mamah sedang sakit.
Dan Ibu sedang sibuk-sibuknya mengurusnya. Gue takut, beliau ikut sakit karena terlalu capek.

...

Gue suka kangen. Semakin gue sadar begitu banyak perubahan di kehidupan gue, semakin banyak hal yang gue kangenin.

Namun, yang menjadi masalah gue daridulu adalah gimana sulitnya gue untuk ngungkapin apa yang gue rasakan lewat lisan.
Biasanya malah berujung emosi sendiri, dan salah paham. Atau saat sisi melankolis gue keluar.. gue bisa tiba-tiba nangis, dan lawan bicara gue semakin gak ngerti.

Intinya, kadang gue susah ngungkapin apa yang sebenernya gue rasa & fikirin karena gue ngerasa mereka gak akan ngerti. Dan itu emang terjadi.
Karena gue emang gak pandai komunikasi lewat lisan.

Gue memilihnya lewat tulisan.
Itulah kenapa, mungkin kalau ada orang yang mikir “gue” di blog yang berupa tulisan ini dan “gue”di dunia nyata adalah orang yang berbeda.

Contohnya,
Minggu kemarin, sempat ada keributan kecil antara gue dan bokap.
Intinya masalahnya karena apa rasanya gue gak perlu cerita.
Pokonya waktu itu gue kebingungan sendiri untuk ngungkapin apa yang sebenernya gue rasain. Tbh, gue sampai nangis sendirian di kamar padahal masalahnya juga gak terlalu besar.

Akhirnya, karena gak tahan. Keesokan paginya gue nulis surat untuk beliau.
Dengan tulisan tangan yang acak-acakan, lewat perantara pensil dan notes kecil yang gue temukan di ruang tamu.

Waktu itu, gue gak yakin cara itu akan sepenuhnya berhasil.
Namun, yang penting adalah akhirnya gimana gue bisa ngungkapin.

Dan diluar dugaan, masalah itu berhasil diselesaikan.
Lewat perantara surat dengan tulisan acak-acakan.

...

Setelah liat-liat album foto keluarga.
Gue juga sering membayangkan beberapa tahun ke depan akan seperti apa.

Gue akan jadi Mahasiswi di Perguruan Tinggi, pulang beberapa bulan bulan sekali.
Aa’ mungkin akan ngebangun hotelnya sendiri, atau bahkan mungkin dia akan rekaman dan jadi penyanyi. (Dengerin suaranya di sini)
Kakak udah menikah. Dan mungkin punya anak kembar.
Ibu dan Bapak tetap tinggal di rumah yang sama. Tetap menjadi pasangan suami istri yang penuh cinta. Wuih.

Sebenarnya, gue sering mengkhayalkan lebih jauh dari  itu.
Gue sering sekali mengkhayal. Di mana saja.
Tapi, yang paling enak ketika gue sendirian di kamar. Berbaring di kasur. Menatap langit-langit atau tembok kamar.
Memejamkan mata, dan fikiran gue pun sudah menjelajah ke waktu dan tempat yang gue inginkan.

Di dunia khayal. Gue bisa berada di dimana saja, kapan saja, menjadi siapa saja.
Dan kadang gue pindahkan khayalan itu lewat tulisan.

...

Kepanjangan gak postingannya?
Hehehe, sorry for being lazy.
Ternyata gue belum bisa mempertahankan kuantitas yang bagus buat posting blog.
Tapi, semoga kualitas blog ini dan tulisan gue terus bertambah ya.. (Aminin dong)

Sudah pukul dua, gue ingin pergi tidur saja.
Sampai bertemu di postingan berikutnya.


Thanks for reading. Enjoy your time.



Tyas Hanina

Jumat, 01 November 2013

Hello, Goodbye.

14 months and 7 days ago
Oh, I know you know how we felt about that night
-Like We Used To-

...


2 years ago.
Sebuah pesan singkat darimu datang bersama hujan deras malam itu.
Terkadang aku tau saja, firasatku datang begitu saja.  Terlebih, jika itu perihal kamu.
Aku merasa, sapaan singkat darimu bukanlah hanya sekedar basa basi belaka atau ingin mengucapkan selamat malam saja.
Terkadang aku tau saja, dan itu benar adanya.


30 minutes ago.
Aplikasi permainan yang sedang kumainkan tiba-tiba berhenti. Sebuah pesan singkat telah datang.
Dan, terkadang aku tau saja.
Aku tidak merasa kesal atau menggerutu seperti biasanya, lalu melanjutkan permainan. Namun, lain malam ini.
Aku merasa, pesan yang datang bukan hanya sekedar sms penawaran hadiah atau penipuan dari nomor yang tak dikenal.
Terkadang aku tau saja, bahwa pesan ini istimewa.



2 years ago.
Malam itu, aku tau. Semuanya tak kan lagi sama.
Kita saling menggores luka, lewat pesan singkat yang masing-masing kirimkan. Tentang perasaan, tentang perpisahan.
Malam itu, kamu menutup percakapan yang kau mulai. Lewat ucapan selamat malam, dan izin untuk tidur duluan.
Dan, aku justru tidak bisa tidur semalaman.


30 minutes ago.
Sebuah sapa dan salam kamu kirimkan, beserta pertanyaan :
“udah tidur?”
Ah, pesan singkat beserta pertanyaanmu itu membuatku semakin terjaga.
Tapi, aku mengabaikan pertanyaanmu itu dan justru berbalik bertanya ada apa.



2 years ago.
Malam itu aku terjaga.
Terus menerus bertanya, ada apa sebenarnya?


30 minutes ago.
Kamu mengeluh karena tidak bisa tidur. Dan kembali bertanya, apa aku tidak tidur?
Aku berusaha menekan perasaanku agar tidak melambung tinggi.
“Belum.”
Dapat kudengar helaan nafasmu di pesan singkat itu, bagaimana kamu menyayangkan kebiasaanku tidur larut malam.
Aku hanya menjawab singkat, meski diam-diam aku berharap percakapan ini akan terus berlanjut.
Cukup lama kamu tidak juga membalasnya.
Entah, mungkin kamu kecewa.
Atau mungkin, kamu terlalu sibuk membalas pesan singkat wanita lain yang juga kamu kirimi pesan.
Saat aku menerka apa yang sedang kamu lakukan.
Tiba-tiba, kamu menutup percakapan yang kamu mulai duluan.
Dengan sopan, kamu mengucapkan selamat malam dan sebuah salam.
Aku terdiam.


 …


2 years ago.
You said goodbye.


30 minutes ago.
You said hello.


2 years ago.
30 minutes ago.
I'm not saying goodbye





 
if you have no plan to come back, please remove that good part from your goodbye
-@hurufkecil-

Minggu, 27 Oktober 2013

OK-tober

(Hari ini hari Blogger Nasional. Dan inilah postingan pertama saya di bulan ini, pemalas sekali -sial).
 
Hey, Oktober. It's been a month of hard work, sweat, and full of surprise.
Di awal bulan, gue disibukkan dengan Ulangan Tengah Semester. Dan sepertinya hasilnya tidak mengecewakan, hard work pays. Huehe semoga.

Selain tentang ujian, sekolah dan setiap partikel tentangnya sedang lekat sekali dengan kehidupan gue.
Kelas 2 SMA, mungkin adalah masa-masa di mana gue nemuin hal yang bikin orang bilang “masa sma itu masa paling indah.”
Suer, ini bukan tentang gimana gue ngalamin masa-masa “cintanya-AADC-ketemu-sama-rangga-kemudian-jatuh-cinta”. Bukan pula percintaan dua sejoli layaknya Galih dan Ratna.
Enough about love story. I don’t give any attention of that kind of thing, rite now.
#kaloenglishnyasalahmaapinyahkawan-kawan

Kelas yang tadinya gue kira “anjir-gaasik-abis”. Jadi salah satu kelompok sosial yang unik yang pernah gue masuki.
Tiada hari tanpa main.
Entah itu permainan kartu seperti UNO, mainan jempol, main konsentrasi, main abc5dasar yang berakhir dengan taktikbumwer, main bingo… Permainan yang mungkin pantesnya dimainin sama anak sekolah di seberang sekolah (SD Kabar 7).
Gue sebangku sama Oca. Yang kulitnya sangat sensitif, sekali lagi SANGAT sensitif- karena disentuh dikit dia teriak-teriak kegelian sendiri.
Well. I’m having so much fun in this class. 
...
Menyambut bulan bahasa, gue mengikuti salah satu lomba di sekolah.
Lomba cerpen bertemakan Passion of Endemic Life. Bercerita tentang hewan langka.

Jarang banget gue ikut lomba, lomba terakhir yang gue inget adalah lomba masukin paku ke dalam botol waktu gue kelas 6SD.
Yeah. Udah lama sekali.
 
Tapi, kali ini gue gak berhadapan sama botol dan paku yang diikatkan di pinggang gue.
Gue berhadapan dengan lembaran kertas kosong dan pulpen di tangan. Juga imajinasi gue sendiri, tentu.
Gue bercerita tentang bagaimana Ibu Orang Utan menjaga dan merawat anaknya sendiri.
Mungkin kalo gue gak males (hehe) bakal gue tulis di sini. 
Dan, baru aja kemarin.
Gue mengikuti Greenive Fest’13. Banyak sekali hal menarik di sini, dan tentunya salah satu dari hal itu adalah tampilnya NAIF di sore hari sebagai penutup acara.

 
Rasanya pengen ngelapin keringetnya David.
Ehm.
 
Dan pada pembukaan acara tersebut, sempet ada pengumuman dan pembagian hadiah lomba bulan bahasa.
Gue kaget juga karena gue masuk dalam jajaran pemenangnya. Gue meraih juara kedua di lomba cerpen tersebut.
Akhirnya gue inget lagi rasanya memenangkan lomba..

 
And the last  but not least thing, yang mau gue ceritain di postingan ini adalah..
Kejutan ulang tahun dari keluarga.
Iya, gue ulang tahun kemarin. My 16 my age.
 
 
Dan terakhir kali ultah gue dirayain seperti itu mungkin pas gue masih batita.
Biasanya, kita pergi makan di luar. Atau kejutan ultah itu berganti menjadi materi atau barang yang gue ingini.
Tapi, tahun ini..
Nyokap berinisiatif merayakan ultah gue.
 
Nyokap, bukanlah orang yang pandai menyembunyikan sesuatu.
Jadi, sebenarnya. Sebelum kejutan itu terjadi- gue udah tau.
Tapi, yaudah gitu. Gue gak bilang apa-apa.
Pulang dari greenive, leyeh-leyeh di kamar balesin ucapan. Tiba-tiba nyokap ngetuk pintu dan nyuruh gue ke bawah.
 
Saat menuruni tangga rumah. Nyokap lagi buka kotak kue.
Kami berempat (Ibu, Bapak, Aa’) berkumpul di ruang tengah.
Bapak memulainya dengan menyanyikan lagu ulang tahun (ooh, it’s a best song ever).
Ibu menancapkan dan menyalakan lilin. Aa’ duduk diam dan mengamati.
 
 
 
“Selamat ulang tahun. Semoga semakin dewasa, semoga makin pinter. Semoga bisa masuk universitas..”
“Gajah Mada.”
“Ya.. Universitas negeri tujuan. Inget sholatnya, ibadahnya jadi tanggungan adek sendiri sekarang.”
Rentetan doa’ dari Bapak yang tbh tidak gue ingat semuanya, gue aminkan.
 
Gue pun meniup lilin dan memotongnya. Ibu sibuk memotret gue dengan blackberrynya.
“Nanti fotonya kirimin ke Kakak ya dek, dia mau liat.”
 
Meski tetap ada rasa sedih, karena Mamah (nenek) gak bisa ikut dalam acara potong kue itu. Dia terbaring sakit di ranjangnya, tubuhnya semakin lemah.
Tapi untungnya, malam itu dia tetap bisa ikut makan potongan kue tersebut. Disuapi oleh anak perempuan bungsunya, Ibu.
 
Jadi, seperti itulah malam ulang tahun gue. Makan kue bersama orang-orang yang sudah mengenal gue sejak tangisan pertama gue. Ah bahkan, sebelum itu. Masa-masa di mana gue masih dalam kandungan.
 
Mereka yang setiap hari harus sabar ngadepin sifat-sifat gue. Manjanya gue, keras kepalanya gue, dan bagaimana moody nya gue. Yang mungkin,  bikin orang lain kegerahan atau mungkin gak tahan sama gue.
Mereka bukan sekedar penghuni rumah, mereka lah definisi rumah itu sendiri.
Tempat gue melepas lelah. Tempat gue berteduh. Tempat gue selalu pulang.
 
 
Banyak sekali hal baik dan buruk yang terjadi selama pergantian usia gue dari 15 ke 16 tahun.
But, there’s always good things in a bad things.
Begitu banyak perpindahan. Begitu cepat perubahan.
Dan mengutip kalimat dari Manusia Setengah Salmon, bahwa Hidup adalah Perpindahan.
Cepat atau lambat, siap atau tidak. Gue harus selalu siap berpindah.
 
Happy birthday Tyas Hanina. Thank you for being You.