Pages

Selasa, 27 Agustus 2013

Ponsel

#CeritaDariKamar Hari Keduapuluhtujuh

Sudah kelima kalinya saya berganti ponsel. Dua bukan milik saya sendiri, satu hilang, dua rusak tapi tetap disimpan.
Pertama kali saya memiliki Ponsel adalah saat kelas 5/6 SD, Ponsel berwarna Pink dengan model Flip yang dulunya adalah kepunyaan Kakak Perempuan Saya. Saat itu saya hanya menyimpan nomor telepon keluarga dan beberapa nomor teman.
Saat SMP, saya mulai menggunakan Ponsel untuk bermacam-macam hal. Saya mulai sering foto bergaya selfie, keranjingan social media, dan tidak lupa untuk menggunakan fungsi komunikasinya.

Dibandingkan dengan teleponan, saya lebih suka bercakap-cakap lewat pesan singkat di SMS, atau aplikasi Chatting yang sudah mewabah sekarang ini. Rasanya kalau tidak ada sesuatu yang penting, saya kurang suka menghubungi atau dihubungi melalui fitur telepon.
Tapi malam itu adalah pengecualian.

Kurang lebih 30 menit bercakap lewat sambungan Telepon seluler, membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting.. Tapi menjadi pembicaraan di telepon yang paling hangat dalam ingatan.
Entah berapa kali saya senyum-senyum sendirian malam itu, mungkin hanya sekali. Karena setelah memutus pembicaraan di telepon tersebut, saya tidak bisa berhenti tersenyum hingga akhirnya tertidur.

Salah satu Ponsel saya yang rusak, sempat memuat kumpulan percakapan pendek kami dan beberapa notes yang saya tulis tentangnya. Saya dulu sempat enggan menjualnya karena meski harga jualnya tidak seberapa tapi nilai kenangannya terasa tinggi untuk saya.
Ibu saya pun menggunakannya, karenanya dengan ragu saya menghapus semua pesannya- tidak semua sebenarnya. Ada sebuah percakapan di malam berakhirnya "kita" yang saya simpan di tempat lain. Tapi notes-notes tersebut masih saya simpan.
Ketika Ponsel Abang saya hilang (entah, untuk keberapa kalinya). Dia menggunakan ponsel saya, dia menghapus semua hal di ponsel saya tersebut- hingga ke notes-notesnya. Rasanya seperti kenangan yang terkandung di sana dicabut secara paksa.
Tapi saya tidak protes, meski kenangannya tidak tapi pesan&notes itu memang sudah lewat masa berlakunya.

...

Ponsel yang saya gunakan hingga saat ini, tidak terhitung sudah terjatuh berapa kali.
Tanpa sengaja saya menjatuhkannya di mana saja, di rumah, di angkot, di sekolah, di kelas, di mall.
Hingga baterainya keluar dari tempatnya.
Layarnya sudah tidak sebening dahulu, saya terlalu malas untuk menggantinya.
Badannya pun sudah tidak semulus dahulu karena terlalu sering terjatuh secara tidak sengaja.

Untungnya, ponsel tersebut masih berfungsi dengan baik. Dan saya belum tertarik untuk menggantikan posisinya dengan yang lain.
Meski kadang saya akui saya kurang hati-hati menjaganya, tapi saya menghargainya.
Seperti Hati. Toh, kalau masih berfungsi dengan baik untuk apa saya cari penggantinya?


Tyas Hanina

0 komentar:

Posting Komentar