Pages

Sabtu, 17 Maret 2012

Sapaan singkat pun tak pernah menjelma jadi nyata.
Dan.. Meski hanya kerlingan mata dan gumaman gagu sebagai bentuk interaksi kita.
Aku dapat merindukanmu sejauh ini dan semenyakitkan ini.
Pahit sekali, namun begitu melumat manis memanjai rasa bahagiaku.


Begitu luar biasa bagiku, bagaimana menurutmu?


Tyas Hanina

Rabu, 14 Maret 2012

your eyes

Saat itu. Waktu itu. Kala itu.
Aku menemukanmu.
Kemudian..
Terperangkap oleh beningnya bola matamu.
Terbiasa memperhatikan kerlinganmu.
Menerka apa yang kau pandangi dari sorot mata itu.
Menghitung ketebalan alismu.
Kemudian..
Berharap pernah ada lengkungan senyumku yang kau simpan.
Pernah ada tawaku yang kau rekam.
Namun ternyata sebaliknya.
Aku menyimpan semua lengkung senyummu.
Aku merekam segala buncah tawamu.
Di dua bola mataku, awalnya.
Kuarsipkan ke hatiku, setelahnya.
Kemudian..
Berharap lagi.
Kali ini harapan untuk dapat melukis lengkungan.
Lengkungan manis senyummu, karenaku.
Lengkungan pelangi indah, di matamu.
Kemudian..
Karena tertutupi oleh perasaan bahagia kala itu.
Aku lupa cara membedakan antara maya & nyata.
Dan akhirnya. Tanpa sengaja, tatapan kita bertemu.
Berkenalan mungkin lebih tepatnya. 
Karena setelah itu, hal itu sering sekali terjadi.
Malah.. Mungkin sudah menjadi rutinitas mataku.
Kemudian..
Aku tambah mencandu.
Dan mencoba mengkonsumsi lebih banyak lagi.
Akhirnya... aku pun terkena akibatnya.
Aku tidak bisa melepas pandanganku darimu.
Nakal! Berkali-kali kumarahi mataku.
Aku butuh rehabilitasi.
Aku butuh pengurangan dosis.
Agar aku tidak lebih jauh lagi terjerat.
Dari segala tentangmu yang membuat candu.
Kemudian..
Setelah tersiksa sekian lama, tersita pandangannya olehmu.
Aku baru sadar.
Aku jatuh cinta.
Kepadamu tentunya.
Kemudian..
Tiada habisnya aku bertanya.
Tak apakah jika aku jatuh cinta?
Lalu kemudian.. Aku berharap bisa menemukan jawabnya.
Secepatnya.

Tyas Hanina

Sabtu, 10 Maret 2012

Seperti harum tanah yang terguyur hujan.
Harummu membuatku candu.

Mencipta satu bentuk aroma tersendiri di hidungku.
Meninggalkan jejak aroma itu beserta harapan tentangmu.

Membuatku terpekur dalam sunyi, menantimu.


Tyas Hanina

Sabtu, 03 Maret 2012

U.U

Diam-diam berujar bisu. Dan memperhatikanmu dalam kerlingan gagu.
Hingga akhirnya seringkali, tatapan kita bertemu..
Hal yang mungkin aku lakukan saat itu terjadi... Hanyalah diam. Lalu menyusuri pandangan kearah sepatuku.
Entah aku jadi linglung, haruskah aku mendongak dan melihat kearahmu lagi?


Ada satu hal yang selalu aku cari dari wajahmu.
Senyum manis yang pernah tanpa sengaja aku tangkap disuatu hari.
Yang kian lama semakin membayangiku.
Yang membuatku turut tersenyum ketika mengingatnya kembali.


Kau sempat membuatku khawatir
Khawatir akan sikapku yang makin tak tentu ini.
Khawatir akan mataku yang kian "nakal" untuk terus memperhatikanmu.
Khawatir aku akan terus mencari keberadaan senyum itu.
Dan sial.
Lebih dari itu ternyata.
Aku bahkan memiliki harapan untuk bisa jadi penyebab senyummu.


"jangan tutupi senyum manis itu.
aku ingin menengoknya kembali  dan kemudian aku simpan untuk pemanis mimpiku malam ini.
Bersediakah kamu?"
Tyas Hanina