Pages

Rabu, 21 Agustus 2013

Kotak Surat

#CeritaDariKamar Hari Keduapuluhsatu





Jika di postingan #CeritaDariKamar yang sebelumnya saya  menulis bahwa saya suka pantai. Di postingan ini, saya akan membahas bagaimana saya begitu menyukai surat.

...

Saya sudah mendapatkan materi tentang Surat sejak SD, saya tidak ingat jelasnya saat kelas berapa. Dan, saat saya SMP hingga SMA.. Materi tentang surat ini tetap ada.

Surat itu beragam, entah yang bersifat pribadi ataupun resmi. Bermacam-macam jenisnya, dari mulai Surat Cinta penuh kata-kata romansa, Surat Kaleng tanpa nama, Surat Pengunduran Diri, Surat Berantai, Surat Ucapan dan lain-lain.

Saat saya SD, Bapak rutin membelikan Majalah Bobo yang terbit setiap hari Kamis. Semua bagian yang ada dalam majalah saya baca, termasuk sebuah Rubrik bernama "Apa Kabar Bo?"
Di rubrik itu, para pembaca mengirim saran, kritik dan lain-lain. Dan beberapa di antara mereka, mencari Sahabat Pena.
Sudah lama sebenarnya saya penasaran sekali tentang Sahabat Pena, bagaimana rasanya berkirim surat dengan seseorang yang tidak kita kenal sebelumnya bermodalkan Nama Panjang dan Alamat Rumahnya?
Tibalah hari dimana saya memutuskan untuk menantang diri saya sendiri yang saat itu kelas 6 SD untuk menuliskan 1 Surat untuk salah satu nama disana. Saya lupa waktu itu saya memilihnya berdasarkan apa, entah karena namanya yang unik atau karena kata-katanya di Rubrik tersebut.
Meski bingung harus bagaimana memulainya, dan harus berbasa-basi seperti apa. Akhirnya saya pun menuliskannya dan mengirimkannya setelah mengecek beberapa kali susunan kata dan alamat rumahnya. Saya pun mengayuh sepeda ke Kantor Pos Terdekat, menempelkan Perangko disana, deg-degan karena saya tidak tau rupa orang tersebut seperti apa.
Rasa yang baru pertama kali rasakan, benar-benar mendebarkan. Berawal dari tantangan untuk diri sendiri, akhirnya surat balasan pun datang setelah beberapa hari.

Meski hanya berdasarkan kalimat yang dia tuliskan di Surat Balasan, kesan ramah tetap bisa saya dapatkan. Kami pun saling berkirim surat, bertukar kabar, berbagi cerita, dan lain-lainnya. Bahkan di salah satu suratnya, Kakaknya ikut menuliskan sebaris kalimat perkenalan diri untuk saya.

Suatu waktu saya iseng mengetikkan namanya di Google. Dan saya menemukan blognya! Saya akhirnya dapat melihat wajahnya tanpa perlu menerka, saya dapat membaca cerita-cerita yang tidak dia kirimkan kepada saya. Waktu itu saya masih kelas 7 SMP, dan dia satu tahun di bawah usia saya. Saat itu saya kagum dengan dirinya, karena saya ketika SD belum mengenal tentang dunia blog.
Saya pun mengirim surat yang berisikan tentang kunjungan tidak sengaja saya ke Blognya. Lalu dia pun bercerita bahwa itu semua diajari ayahnya, dan dia pun gaptek untuk urusan blog.. (Saya masih menyimpan suratnya tentang ini di dalam Kotak Surat saya. Yang lainnya sepertinya tercecer kemana-mana.)
Dan saat kelas 7 itu pun saya akhirnya membuat halaman blog ini, bermula dengan kebingungan sendiri karena teman-teman sekeliling saya tidak ada yang mempunyai blog. Mengotak-ngatik sendiri, mengetikkan cerita pendek tentang hidup dan mimpi saya yang sebelumnya saya simpan sendiri. Dan tidak pernah memberi tau linknya kepada orang lain, karena saya malu seseorang akan membaca dan menilai tulisan saya. Dan akhirnya, segala sesuatunya berubah.
Sekarang, saya mengshare beberapa tulisan saya di sini bahkan mencantumkan linknya di bio Twitter.
Dan Sahabat Pena saya pun berubah, kini kabarnya hilang beserta surat-surat yang sempat saya terima darinya.

Oke. Salahkan sifat Moody saya.
Saat itu, saya merasa bosan dan malas untuk pergi seminggu sekali ke kantor Pos, membeli perangko dan amplop dengan uang sendiri.. Dan akhirnya dia pun hilang begitu saja, saya hanya bisa melihat kabarnya dari Halaman FBnya. Dan mungkin saya pun juga begitu, hilang dari kehidupannya beserta surat balasan yang tidak saya kirimkan.
(Surat balasan beserta Amplopnya masih saya simpan di Kotak Surat!)

Ah iya, saya belum mengucapkan terima kasih kepadanya. Tanpanya mungkin saya tidak akan tergerak untuk membuat halaman blog dan mempublikasikan cerita saya juga.
Terimakasih Allya Inaz Mahardika

...

Selain Surat kepada Sahabat Pena, saya pun menyimpan Selembar Surat Ucapan ulang tahun dari teman-teman saya!

Surat ucapan tersebut saya dapatkan bersama Boneka Giting ketika saya ulang tahun ke14. Surat ucapan yang pendek dan aneh yang mungkin menggambarkan bagaimana diri saya di pandangan mereka :|. Tapi alasan saya begitu menyukai surat aneh ini adalah karena mereka menuliskan nama semua orang yang berpartisipasi dalam Kejutan Ulang Tahun saya. Dan bagaimana kejujuran dan keluguan permintaan maaf mereka di halaman setelahnya.


*geleng-geleng kepala*

Selain surat ucapan rombongan itu, saya juga menyimpan surat ucapan dari Dea & Rifdah si dua sejoli, Sabrina si Laura Basuki KW, Savira si Sapi.
Saya senang diberi kejutan dan hadiah ulang tahun, tapi saya bahagia jika diberi Surat Ucapan dengan tulisan tangan. (#hashtag #kode)

Di dalam Kotak Surat tersebut.
Ada juga surat ucapan ulang tahun yang ingin saya berikan kepada seseorang tetapi tidak jadi karena rasanya kepanjangan. Saya selalu merasa bahagia ketika menuliskan surat ucapan ulang tahun kepada orang-orang tersayang, senyum akan melengkung di wajah saya ketika saya menuliskan surat itu.
(Di tahun ini saya menuliskan 2 surat panjang dengan tulisan tangan saya yang berantakan untuk Rani dan Echa. Untuk Echa saya bentuk suratnya menjadi Perahu Kertas, dan untuk Rani saya bubuhkan stempel zakat maal punya Bapak saya..).

Rifdah menuliskan beberapa surat, ketika saya sekelas dengannya.
Ada sebuah surat yang dia tulis di buku catatan saya, menuliskan segala macam hal.
"Aduh Badmood!", "Don't miss me!", "Where there is a will, there is a way :)", "Yah miring." "NABOK! TAPI BOONG WAHAHAHA" "Tapi gapapa deng harus kangen."
Di lembaran surat itu dia juga menuliskan nomor telepon anggota keluarganya katanya sih buat kenang-kenangan.
Ada juga surat balasan ditulis di atas kertas oranye beserta kecupan bibirnya, untuk membalas surat yang saya tuliskan diam-diam di halaman terakhir buku tulis Bahasa Inggrisnya.
Dan lain-lainnya.

Kenan menuliskan opini tentang saya di buku saku saya. Dia menulis bahwa saya terlihat jutek awalnya, dan dengan ngototnya bilang saya terlihat seperti orang cina.

Ada juga surat balasan dari Sahabat Pena saya yang lainnya, dia bernama Tyas juga.

Dan selain surat-surat, saya juga memasukkan beberapa barang-barang kenangan.
Seperti sticker yang saya dapatkan di Majalah Bobo, ID card OSIS dengan foto kosong, bungkus Pocky Strawberry dari Rani, CD yang saya dapatkan ketika perpisahan SMP, dan surat cinta yang saya dapatkan dari adik kelas ketika MBS.

...

Proses menulis kata perkata, menerka bagaimana ekspresi si penerima, menunggu surat balasan diterima. Menulis surat rasanya sama seperti Jatuh Cinta.


Letters are among the most significant memorial a person can leave behind them.
-Johann Wolfgang von Goethe-



Tyas  Hanina

0 komentar:

Posting Komentar