Pages

Rabu, 28 Agustus 2013

Tiket Bioskop

#CeritaDariKamar Hari Keduapuluhdelapan

Meski tidak terlalu sering menonton Film di Bioskop. Namun, saya senang mengumpulkan sobekan tiketnya.

Saya biasanya begitu pemilih ketika menonton film di bioskop, tapi sesekali saya hanya mengikuti kemauan atau ajakan teman. Namun, seringkali saya menontonnya karena rasa penasaran yang tinggi, jika tidak ada teman yang tertarik menontonnya bersama- nonton sendirian pun tidak menjadi masalah untuk saya.

Meski baru hitungan jari menonton sendirian, tapi saya akui rasanya memang nyaman.
Saya bisa sepenuhnya fokus pada film yang ditayangkan.
Tidak ada pertanyaan-pertanyaan menganggu seputar film atau di luar film yang ditanyakan seseorang pada saya.
Saya bisa makan satu box popcorn asin sendirian.
Tidak ada nyala terang layar ponsel di sebelah saya, karena beberapa teman saya seringkali justru sibuk memainkan ponselnya di pemutaran film- entah untuk mengupdate social media atau bercakap-cakap dengan orang lain di ponselnya. Yang bagi saya membuang-buang waktu dan uang. Jika sudah membeli tiket, mendapat sobekan tiketnya dan duduk di teaternya- tidak bisakah duduk diam dan menikmati Film yang ditayangkan? Kadang saya heran.
Dan ketika selesai menonton film tersebut, saya bisa bebas menentukan kemana selanjutnya tujuan saya.
Yah.. Terkadang saya melakukannya karena hanya ingin sendirian.

Hal itu saya sadari ketika kali pertama saya menonton film sendirian. Hari itu tujuan awal saya hanyalah membeli sebuah novel terbaru, tapi akhirnya secara spontan saya pun menonton sebuah film Drama.
Di pertengahan dan akhir film tersebut saya merasa salah memilih film, saya ingin menangis- saya memang sedikit melankolis. Selain menahan tangis, saya juga menahan pipis. Pikiran saya terbelah menjadi dua, ingin melanjutkan film karena tanggung atau pergi ke toilet sebentar dan kehilangan beberapa adegan- urgh saya benci menonton film setengah-setengah.

Setelah itu, setiap kali menonton film saya mengusahakan tidak terlalu banyak minum atau pergi ke toilet terlebih dahulu. Dan setiap menonton film sendirian, saya mengusahakan tidak lagi menonton film Drama- film penuh efek suara mengagetkan atau darah berceceran rasanya tidak apa-apa jika sendirian meski bikin jantung jumpalitan.

Jika ingin menonton film Drama, saya lebih suka menonton di DVD. Dan menontonnya sendirian di Kamar, saya tidak ingin terlihat sedang menangis oleh siapapun.

...

Saya menganggap sobekan tiket tersebut sebagai tiket menuju kenangan tentang film yang saya tonton. Ah, lagi-lagi kenangan..

...

(Ngutip dari Postingan #CeritaDariKamar saya yang DVD..)

Dan jika muncul pertanyaan, apakah ada Film-film yang memunculkan kenangan-kenangan tertentu. Tentu ada.
Seperti film pertama yang saya tonton di Bioskop bersama Kakak, Anak-Anak Borobudur. Pengalaman pertama menonton bersama teman, berduaan dan sendirian. Film Horror murahan yang iseng saya tonton bersama teman-teman, dan lain-lainnya.

Sama halnya seperti buku, selalu ada sebuah film- entah itu adegannya, dialognya, lagunya atau pemerannya.. Yang mengingatkan kita pada suatu kenangan-pada seseorang.

:)


Tyas Hanina

0 komentar:

Posting Komentar