Pages

Kamis, 26 Oktober 2017

Sudahlah



Akhirnya hari ini datang juga.

Mampus aku.
Pagi-pagi, bangun dari tidurku yang kurang panjang, aku sudah misuh-misuh.

Rasanya ada yang mengganjal.
Aku merasa kakiku gak melangkah sebagaimana mestinya, telapaknya gak napak, tanah cuma jadi ilusi. Seharian ini aku melayang.
Pertemuan-pertemuan organisasi tak satu pun ku hadiri. Dicap pembohong dan gak profesional, tak apa. Memang salahku, salahku yang tak bisa mengarahkan hatiku untuk berangkat ke mana. Akhirnya malah beli mangga di pasar raya.

Hujan datang tanpa bercanda. Tanpa tegur sapa.
Aku gak suka. Sepatuku jadi basah. Semprotan antiseptic buat pembersih tangan jadi sering habis karena kupakai di kaki. Telapak kakiku jadi berkerut dan bau jeruk nipis.
Untungnya, aku selalu ingat untuk bawa payung lipat dari ayahku. Jadi, jarum air itu sekiranya gak bakal menyakiti kepalaku secara langsung.

-

Rupa-rupa rasa, ragam-ragam warna.
Aku marah, senang, takut, bahagia, capek, dan girang sekaligus.
Aku menunggu-menunggu chat yang kosong pada hari ini. Kecuali, dari akun-akun resmi di LINE.
Namun, ekspektasiku salah. LINE malah dengan lancangnya ngasih tau ke teman-temanku ketakutan terbesarku. Emang kurang ajar ya teknologi itu.

Untungnya, tiada pesta pora.
Senang, hari ini aku bisa menyelamatkan lingkungan. Tidak ada balon gas yang diterbangkan, juga tidak ada bunga mawar yang dipetik untukku hari ini.
Meski nyatanya wajahku mencemari lini masa teman-temanku. Maafkan untuk itu, aku kehilangan kuasa di sana.

-

Salah seorang teman memberikan bingkisan.
Sebuah gincu berwarna merah jambu juga dua halaman surat tentang pencapaian di setiap usiaku.
Aku sama aja kok kaya orang kebanyakan. Girang kalo dapet bingkisan. Dikasih es krim seharga biaya parkir di fakultasku saja sudah cengengesan.
Lebih-lebih dikasih doa dan ucapan, “Jangan takut bertambah tua.”

Sialan, maskaraku masuk ke mata. Air mata juga sisa-sisa air hujan berebut tempat.
Jangan takut, katanya.

Rekanku yang lain protes.
Makanya, usahlah kamu heboh melentikkan bulu matamu, heboh merah-merahin pipimu.
Ora pantes. Berhentilah mencoba jadi semakin perempuan.
Aku protes, “Lah, memangnya kamu pikir selama ini aku dandan buat nyenengin matamu?”

Dia tidak tahu, hari ini aku bisa saja menerbangkan gunung kalau aku mau.
Rasa takutku terlalu besar. Ditambah mendengar ucapannya yang ngasal.
Lihat saja, besok pagi aku akan kuliah dengan gincu merah jambu super tebal! Bulu mataku akan melengkung sampai menyentuh ubun-ubunku kalau perlu! Wekkkk.



Jatinangor,


Tyas Hanina

Senin, 02 Oktober 2017

Setelah ini, aku ingin titip pesan
Sedikit saja, untukmu

Tolong, jangan ingat hari ulang tahunku.