Pages

Jumat, 16 Agustus 2013

melancholy night

Sungguh, tak mudah.
Membahas tentangmu tanpa bernada sendu.

Kadang, aku ragu. Haruskah aku melanjutkan bahasan ini, dan membiarkan rindu menyesaki pikiranku.
Aku takut, seseorang menangkap nada getar saat aku menyebut namamu atau menyadari aku melempar pandanganku saat menemukanmu.
Salah tingkah, apalah itu.

Tapi, aku tau. Cerita tentangmu terlalu sesak untuk hanya aku simpan di otak.
Aku memilih melepaskannya pelan-pelan. Kadang lewat tulisan, jarang lewat lisan.

Rasanya lewat tulisan, emosiku bisa sedikit tersamarkan. Tidak ada nada getar atau pandangan mata yang dilempar.

Tapi kata adalah kata. Bisa lebih tajam menyakiti daripada katana.
Meskipun lewat tulisan, meskipun hanya lewat pesan singkat yang dikirimkan.

Itulah kenapa. Aku selalu menahan diri untuk tidak menghubungimu duluan.
Mengirimi pesan, menanyakan kabarmu meskipun aku benar-benar ingin tau dan mengkhawatirkanmu.

Aku memilih menunggu, entah sampai kapan itu.
Karena aku tau, kamu tidak benar-benar lupa.
Hanya saja, saat ini ada orang lain yang lebih kau prioritaskan untuk diingat di kepala.

Setidaknya namaku tersimpan di kontak ponselmu, sehingga ketika aku lancang mengirimimu sebuah pesan.
Kau tau itu dari aku.
Itu saja sudah cukup.


...


Benar kan. Menulis tentangmu selalu bernada sendu.

0 komentar:

Posting Komentar