Pages

Sabtu, 14 September 2013

The sign on your back.



Kamu terus memunggungiku. Aku tetap menengok ke arahmu.

...
As I walk to the end of the line
I wonder if I should look back
To all of the things that were said and done
I think we should talk it over

3 hari lagi kita akan bertemu kembali di acara Reuni Akbar pertama kita.
Aku tau, kamu tidak perlu diingatkan akan hal itu. Karena kamu masuk dalam jajaran pengurusnya.
Seharusnya aku juga begitu, sayangnya hingga siang ini- aku masih tertahan di Kota Pelajar ini. Padahal, aku ingin sekali kembali bekerja sama denganmu- mengurus suatu acara dan merayakan keberhasilan acara kita tersebut.
Seperti 3 tahun di Sekolah Menengah Atas kita dahulu.

Bagaimana persiapannya?
Uhm sebenarnya.. Saat ini aku tidak terlalu mengkhawatirkan acara itu, hanya saja aku khawatir akan kesehatanmu. Jangan sampai kamu tidak menjaga waktu tidurmu, dan membiarkan sembarang makanan masuk ke dalam pencernaanmu.

Aku juga takut, kamu kembali membakar puntung-puntung rokok itu. Yang katamu, dapat membuatmu fikiranmu segar kembali- tapi nyatanya justru membuat sesak paru-parumu.

Ya, aku tau kamu pasti mulai merasa jemu.
Jika lagi-lagi kamu merasa aku terlalu mengkhawatirkanmu, dan kembali mengingat kamu terlalu jauh. Kamu juga pasti akan bersikeras kepadaku, melarangku untuk menyimpan harapan yang tidak pasti padamu.
Bahkan, sekali waktu kamu pernah memaksaku untuk jatuh kepada selainmu.

...

Then I noticed the sign on your back
It boldly says try to walk away
I go on pretending I’ll be ok
This morning it hits me hard that

Kamu, juga pasti tau bagaimana watakku.
Aku akan bersikeras melakukan apa yang ingin aku lakukan, mempertahankan apa yang aku rasa pantas untuk dipertahankan, berjuang meski hal itu mungkin tidak akan aku dapatkan.
Dan, selama bertahun-tahun. Hal itu adalah kamu.
Aku tetap memandangimu, meski pun kini yang kamu tampakkan hanyalah punggungmu.
Aku terus berjalan, tapi arah pandanganku tetaplah menujumu. Rasa pegal di leherku karena terlalu sering menengok ke arahmu, seringkali aku abaikan.
Begitu juga, dengan isyarat yang terlukis di punggungmu.
Bagaimana kamu yang terus memunggungiku namun aku yang tetap menengok ke arahmu.
Bagaimana kamu tidak pernah menengok ke arahku, karena kamu ingin aku pergi darimu.

Karena kamu ingin aku.. Melakukan apa yang seharusnya sejak dulu aku lakukan. Meninggalkan apa yang seharusnya sudah lama aku tinggalkan. Menerima, bahwa kita tidak lagi sama.
 ...
Still everyday I think about you
I know for a fact that’s not your problem
But if you change your mind you’ll find me
Hanging on to the place
Where the big blue sky collapse
Aku tau, itu bukan menjadi bagian dari masalahmu.
Fakta bahwa selama ini aku terus menunggu.
Meski aku sadar sesekali kamu menebalkan isyarat di punggungmu itu agar jelas aku baca.
Bahwa kamu tidak ingin melukaiku.

... 


As I stare at the wall in this room
The cracks they resemble your shadow
When everyday I see time goes by
In my head everything stood still

Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan.
Begitu pula tentang perasaan.
Dan ingatan.
Juga kenangan.

...

I’m waiting for things to unfreeze
Till you release me from the ice block
It’s been floating for ages washed up by the sea
And it’s drowning, thought you should know that

Aku pernah  mencoba menghilangkan mereka.
Menenggelamkan mereka dalam-dalam. Namun, mereka kembali muncul ke permukaan.

Padahal, muatan mereka begitu besar- beban yang mereka tinggalkan begitu berat.
...

You see people are trying
To find their way back home
So I’ll find my way to you 

Karena itu aku berhenti melakukannya, tempat mereka memang bukan disana.
Percuma, aku mencoba membuang mereka- memaksa mereka menetap di sana.

Suatu tempat di otakku dan hatiku.
Adalah tempat mereka pulang. Tempat itu selalu sama- tidak pernah berganti. Di sana lah tempat mereka selalu kembali.

Dan, kamu.
Adalah tempat dimana rinduku selalu pulang, tempat aku didekap erat rasa aman dan nyaman.
Tempat di mana aku menjadi diriku. Tempat di mana aku utuh.

...

Kita tidak bisa, mengecohkan jalan pulang seseorang.

Besok malam, aku akan meniti kembali jalan pulangku. Menghabiskan waktu seharian penuh duduk di bangku kereta.
Kembali ke Kota, di mana kamu berada.

Akhirnya aku dapat secara langsung.. Menyapamu, menepuk punggungmu.
Membuatmu, akhirnya menengok ke arahku. Berhenti memunggungiku.

 Kamu. Aku akan pulang.


Tyas Hanina

5 komentar:

Natasya Andrina mengatakan...

Bagus bangeeeet :') sukaaaa

Unknown mengatakan...

Keren bangett. Nyaris menitikan air mata waktu baca, suka krn ada lagu blue sky collapse :)

haNINA BOBO ! mengatakan...

Ah terimakasih :')
Iya, lagu Blue Sky Collapse emang enak! :D

Unknown mengatakan...

sweet banget kak, menyentuh hati, tulisan yang kece :)

haNINA BOBO ! mengatakan...

Terimakasih Zulfiana :)

Posting Komentar