Pages

Jumat, 13 September 2013

My Mirror, My Opposite.

(Tentang #PeopleAroundUs.)

...


"A sister is both your mirror - and your opposite."
- Elizabeth Fishel -
 

Seorang Kakak Perempuan dengan perbedaan usia yang lumayan jauh.
7 tahun. Selisih 1 tahun dari sewindu.

Jika bertemu langsung dengan kami berdua, mungkin tidak akan kentara perbedaan usianya. Karena bentuk dan ukuran tubuh yang hampir sama, juga wajah (yang katanya) begitu serupa. Hanya saja kini dia lebih bisa merawat diri dan mengenakan make up di wajahnya.

Kesan yang kalian tangkap ketika pertama kali bertemu pun akan begitu berbeda.
Ibarat kulkas, saya adalah bagian dalam kulkas yang dingin dan terkadang membekukan suasana.
Sedangkan, dia adalah bagian belakang kulkas yang hangat..

Ketika kami hanya berdua, biasanya dia akan mulai bercerita. Tentang apa saja.
Bahkan, dia rela 3 buah buku hariannya sejak SD hingga SMA saya baca semua dan kini saya simpan di kamar tidur saya.

Menari, adalah salah satu hobbynya. Senam merupakan olahraga kesukaannya. Lagu Up Beat yang penuh semangat adalah jenis musik yang biasa ada di playlistnya.
Ketika melakukan sesuatu, dia selalu ingin cepat, cepat dan cepat.
Tipikal orang yang terbiasa multitasking, dan dia tidak segan mencoba berbagai macam kegiatan mekipun hal itu terasa asing baginya.

Dalam hal percintaan… Tidak perlu sebut jumlah mantan kekasihnya, pokonya jumlahnya 4 kali dari saya.
Dia bisa dibilang mudah menerima, mudah jatuh cinta. Namun, ketika memulai suatu hubungan.. dia setia dan hubungannya cenderung lama. 

Cara makan, cara mengontrol emosi, ekspresi wajah di foto, warna baju yang biasa dikenakan dan lain-lainnya pun berbeda.
 
Sampai sini saja, sudah jelas bukan begitu banyak perbedaan di antara kami berdua?

...

Waktu saya kecil, dia pernah berterus terang kepada saya. Bahwa, dia iri dengan saya.
Katanya, dia merasa saya lebih cantik darinya. Dan, juga lebih cerdas darinya.
Saya menulis ini bukan dengan tujuan memuji diri sendiri, saya menulis dengan apa adanya berdasarkan ingatan saya tentang ucapannya  pada malam itu.
Saya yang waktu itu masih terlalu lugu, hanya bisa mingkem dan menampilkan ekspresi wajah datar saya. Ketika saya mengingatnya sekarang, ucapannya itu malah terasa lucu.

Karena rasanya begitu timpang dengan keadaan sekarang.

Kadang.. saya iri bagaimana dia begitu pandai merawat diri, begitu mudah memulai hubungan dengan orang lain, dan bagaimana dia tidak kesulitan menghadapi perubahan.
 
Meski saya tidak pernah memujinya secara langsung, saya merasa secara fisik pun dia terlihat lebih cantik dan menarik dibanding saya. Makanya, kalau ada orang berkomentar bahwa kami terlihat begitu serupa- saya jatuhnya malah ke minder daripada geer.

Udah ah jangan panjang-panjang mujinya, anaknya kadang besar kepala.
 


Pasti, (diam-diam)lagi-lagi dia iri dengan saya. Karena saya berada di Rumah, sedangkan dia jauh.
Saya yang setiap hari makan masakan Ibu yang luar biasa enaknya. Bisa sholat berjamaah bersama keluarga. Menemani Nenek yang sedang sakit. Menemani Bapak, berdiskusi berbagai hal secara langsung dengannya. Menghabiskan waktu bersama Ibu, setiap hari menghadapi tingkah dan perkataannya yang lucu.
Menemani, mencium tangan mereka setiap pagi. Memperhatikan pertambahan usia mereka setiap harinya.

Saat ini, dia berada di Pulau yang berbeda dengan saya. Pulau besar nan jauh di sana.
Dia tergolong anak baru di perusahaannya, tapi sudah bisa diduga kalau dia tidak kesulitan berbaur dengan keadaan di sana- meski saya sangat yakin dia sering homesick.

Jarak kami akan bertambah jauh, dan kami pun mungkin akan semakin jarang bertemu ketika saya lulus SMA dan kuliah di luar kota.
Apalagi, kalau dia jadi menikah di usia muda. (Cie)

...

Ah. Nyamuk semakin agresif menggiti betis saya, saya pun harus menghentikan gerak tarian jari saya.

Selamat malam Kakak.
Kabar terbaru hari ini, Ibu masak Sayur Lodeh dan Bapak pasang WiFi di rumah.
Bagaimana dengan makan malammu? Dan apakah kamu menghabiskan banyak waktu di Internet untuk mencari kabar rumah?




Tyas Hanina



1 komentar:

Fani mengatakan...

Terharu gue pertama x baca dikantor gue nangis. Buat gue jd tau ternyata lo diem2 adore segitunya sm gue wkwkwk. Tp serius, gue suka bagian akhirnya, gue kangen sm suasana rumah krn gue belom punya siape2. Belom yee.. doain aja scpetnya berkeluarga, hihii jd curhat lg deh.

Posting Komentar