Pages

Rabu, 01 Januari 2014

Ini Bukan Resolusi


Di balik tembok kamar ini, bunyi letusan kembang api akan lebih jelas terdengar.
Aku tidak menganggapnya bising, tapi itu pun bukan hal yang bagiku penting.
Jadi, kututup kedua lubang telingaku dengan earphone dan musik yang kusetel acak di ponselku- dengan volume yang hampir maksimal.

Maksimal.
Kata itu menggambarkan batas.
Batas tertinggi sesuatu dapat dicapai, yang diketahui.
Karena terkadang kita tidak tahu batas akhir sesuatu.
Seperti contohnya, waktu?

Namun, setiap hal punya batas.
Bahkan ukuran waktu punya batasnya masing-masing.
1 menit sama dengan 60 detik.
1 hari sama dengan 24 jam.
1 tahun sama dengan 365 hari.
Batas-batas tersebut memang ditentukan oleh manusia.
Karena kita merasa kita membutuhkannya.
Membutuhkan ukuran, membutuhkan takaran, membutuhkan batasan.

Dan kurang lebih 50 menit yang lalu (ketika aku mengetik kalimat ini) adalah batas terakhir dari tahun 2013.

...

Tahun yang menakjubkan, aku mendapat banyak “pelajaran” di luar materi yang disampaikan di bangku sekolahan.

Salah satunya, yang ingin kubahas lebih lanjut adalah..

Aku belajar bahwa kehilangan sesungguhnya sangat dekat dengan kita.
Seakan dia ada di depan wajah kita ketika kita menutup mata ketika berkedip. Dan menyembunyikan wajahnya ketika kita membuka mata kita kembali.
Hal itu sangat cepat terjadi bukan? Begitulah kehilangan.

Ada yang bilang, ketika kita kehilangan sesuatu kita baru bisa menghargainya.
Dia mengingatkan kita untuk menghargai sesuatu, sesudah ia merenggutnya.
Peringatan yang terlambat, ya.. mungkin.

Mungkin, ada baiknya aku dan kamu (siapapun yang membaca ini) belajar untuk dapat menerima bahwa kehilangan itu ada. Meski dia tidak menampakan wajahnya saat ini, tapi nanti. (Ah aku tidak tau pasti kapan. Dia bisa datang kapan saja, bukan? Dia, kehilangan.)
Sehingga kita bisa menghargai, apapun yang selama ini (sadar atau tidak kita sadari) kita miliki.
Sebelum dia benar-benar muncul di hadapan kita.

...

Di tahun 2013, aku mempublikasi 67 barisan huruf di blog ini.
Aku mengikuti 2 tantangan menulis, dan dua-duanya sangat kunikmati. Kedua tantangan menulis itu menantangku untuk terbiasa menulis setiap hari.

Di tantangan menulis #CeritaDariKamar misalnya, seharusnya selama sebulan penuh aku menulis 1 cerita tentang 1 benda kamar. Tapi, karena musuh pribadiku (rasa malas) aku sempat ketinggalan- dan aku bisa mengejarnya (meskipun hasil tulisannya sepertinya jadi tidak maksimal.)
Dan, salah satu postingan #CeritaDariKamar ku sempat dibacakan di Prambors Jogja. Sebuah cerita berjudul Potret Persahabatan.

Sedangkan, di tantangan menulis #PeopleAroundUs.
Aku hanya dapat mempublikasi 5 tulisanku. 4 diantaranya adalah fiksi.
Dan salah satu postingannya, menembus angka tertinggi untuk jumlah penayangan postinganku.
Bukan angka yang sangat fantastis untuk blogger-blogger senior mungkin, tapi angka itu besar jika dibandingkan dengan angka jumlah penayangan postingan yang lainnya.
Juga mendapat jumlah komentar yang paling banyak. (Mengingat, selama ini postingan blogku jarang sekali ada yang mengomentari).
Namun, postingan itu- tulisanku itu. Tidak akan menjadi batas maksimal pencapaian penayangan postingan blogku. Dan tidak akan menjadi ukuran batas kemampuan menulisku.
Aku akan belajar dan terus belajar untuk membuat yang lebih dari itu.
Seperti yang Penulis Favoritku katakan di hari ulang tahunnya 4 hari lalu,
Hidup terlalu singkat untuk jadi biasa-biasa saja.
So, we’ll see. Hehe.

...
­
Sepertinya di tahun ini, aku akan mencoba (menebalkan mukaku) untuk berani mempublikasi cerita pendekku.
(Saat ini ada beberapa, dan beberapa di antaranya belum menemukan batasnya. Aku sering tergoda untuk menuliskan yang baru ketika belum menuntaskan yang lama. Seperti “selingkuh” bukan?)

Dan, aku sepertinya akan mencoba untuk mengikuti tantangan menulis lainnya. Karena itu sungguh sangat menantang dan menyenangkan :D.

...

Selamat menempuh 365 hari sebelum pergantian tahun lagi, nanti.
Haha, aku tidak ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru.
Karena setiap hari pun kita merasakan Hari, Jam, Menit dan Detik yang baru.

Tidak juga ingin mengatakan.
"New year. New me."
Karena setiap harinya, aku tak yakin bahwa aku orang yang "sama".
Namun, tidak lantas jadi orang yang beda pula.
Bingung ya?
Sama.

...

Kembang api masih terdengar letusannya di luar sana.
Seseorang yang beberapa jam lalu mengirimiku suatu pesan, belum juga membalasnya.
Dia membiarkanku menunggu selama 1 tahun hanya untuk membaca balasannya.
Haha.

....

Hi, 2014.
Semoga aku bisa lebih banyak membaca, tidak malas menulis.
Bersiap dengan kehilangan, dan senantiasa bersyukur akan apa yang semesta dan Penciptanya berikan.

Sekali lagi, ini bukan resolusi.
(Tapi, sebuah doa di dalam tulisan di hari pertama tahun ini.)




Tyas Hanina


P.S 
Aku tidak lagi menunggu seseorang yang 
membiarkan aku terlalu banyak menunggu.

2 komentar:

Barakallah... mengatakan...

terimakasih atas tulisannya, terlebih segelintir kalimat tentang 'kehilangan'. aku akan belajar dari tulisan ini tentang itu. salam kenal :)

haNINA BOBO ! mengatakan...

Maryeni Anatesia : terimakasih atas komentarnya :)

Posting Komentar