Pages

Rabu, 30 Mei 2018

penutup

Format Tugas/PBM/Kelas/2018                                                                          Tyas Hanina
                                                                                                                                      NPM



Semester Enam, Semester Neraka?

“Siap-siap semester enam, kalian bakal ngerasain neraka”. Kabar tersebut sudah tersiar sejak saya masih menyandang status sebagai mahasiswa baru, dan belum tahu banyak tentang dunia perkuliahan di Jurnalistik Fikom Unpad ini. Setelah beberapa bulan menjalaninya, rupanya kabar itu bukan isapan jempol belaka.
            Waktu perkuliahan yang dihabiskan di ruang kelas (biasanya gedung 2 atau gedung 4) semakin berkurang. Digantikan dengan kewajiban terjun langsung ke lapangan. Tapi, karena memakai istilah terjun, kadang-kadang adrenalin saya terpicu juga. Beberapa kali narasumber susah dicapai, terutama ketika sudah berkaitan dengan birokrasi. Kami (saya dan Vina) pernah beberapa kali bertandang ke Kantor Kesbangpol, bukan karena kami ketagihan pergi ke sana tapi karena ketidaklengkapan dokumen yang perlu dibawa.
            Sejak kali pertama harus terjun ke lapangan, kami langsung meluncur ke DLHK. Berangkat dengan ojek online, kami dengan pedenya datang ke sana. Mengisi buku tamu, dan masuk ke ruang tunggu. Sayang beribu sayang, ternyata prosedurnya tidak semudah itu. Kami ternyata harus mengurus surat izin keperluan wawancara ke prodi untuk diberikan secara resmi kepada Kesbangpol dan DLHK. Setelah surat selesai, Vina yang waktu itu sedang berada di Bandung pergi sendiri untuk mengantarkan suratnya. Eh, ternyata ada banyak persyaratan lainnya yang belum kami penuhi. Terpaksa kegiatan wawancara kembali ditunda.
            Di tengah-tengah masa liputan, saya dan beberapa teman lainnya harus berangkat ke Universitas Indonesia untuk mengikuti kegiatan lomba. Dengan agak berat hati, saya meninggalkan Vina untuk liputan sendirian ke PD. Kebersihan, yang berujung pada kegagalan juga. Wawancara kembali ditunda, saya pun kembali ke Jatinangor sambil membawa piala. Kembali mendiskusikan perihal kegiatan liputan dengan Vina.
            Selang beberapa lama, progress kelompok kami pun menemukan titik terang. Kami berhasil mewawancarai beberapa pegiat lingkungan hidup yang terutama concern kepada kantong plastik, yaitu GIDKP, #RabuBijakPlastik, dan @zerowasteadventure. Tidak berhenti sampai sana saja, kami juga mendatangi beberapa kantor NGO, perusahaan yang menerapkan green marketing dan kantor-kantor pemerintahan. Dari hasil wawancara dan riset yang kami lakukan pun dapat disimpulkan bahwa klausa-prima dari topik liputan kami sudah jelas. Plastik memang mimpi buruk yang berkepanjangan, tapi selayaknya bunga tidur lainnya- pasti akan berakhir.
            Saya pribadi, paling menyukai sesi wawancara dengan Rendy seorang pendiri perusahaan yang bergerak di bidang manajemen pengelolaan sampah. Di penutup wawancaranya, ia mengatakan bahwa rasa kepeduliannya pada masalah lingkungan tumbuh ketika istrinya hamil. Dari sana, ia berpikir untuk mewariskan bumi yang lebih baik untuk anaknya. Menurut saya, pemikiran ini bijak sekali dan penting untuk diketahui.
            Permasalahan lingkungan merupakan salah satu topik yang marjinal. Terkesan tidak sekrusial masalah politik atau ekonomi. Namun, setelah saya menyelesaikan peliputan berita mendalam ini, saya merasa bahwa sebenarnya masalah sampah itu berbenturan dengan banyak aspek kehidupan. Ada campur tangan politik, ekonomi, dan gaya hidup di sana. Saya mungkin tidak akan menjadi pahlawan lingkungan, tapi setelah melakukan serangkaian liputan ini rasanya saya akan lebih peduli lagi terhadap musuh planet bumi ini.
            Selain itu, hal yang menjadi tantangan dalam menyelesaikan tugas ini adalah manajemen waktu. Karena berbarengan dengan mata kuliah konvergensi (JuJuju), rasanya saya seperti selalu kekurangan waktu. Belum lagi, semester ini ada banyak kegiatan di luar masa perkuliahan. Waktu jadi begitu cepat berlalu laksana desingan peluru. Namun, beberapa tantangan itu akhirnya terlewati, dan sampailah saya di titik ini. Menyelesaikan tugas terakhir di mata kuliah Penulisan Berita Mendalam, menyampaikan buah pikiran atau refleksi.

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(ditulis dengan perut lapar dan perasaan sedih karena
resmi menyandang status mahasiswa tua)

0 komentar:

Posting Komentar