Pages

Jumat, 06 April 2012

Mudah-mudahan ini yang terakhir...

Bukannya aku bosan, namun aku menyerah.
Kepada kenyataan.
Tidak! Yg benar adalah menerima.
Aku belajar menerima takdir.
Takdir bahwa jalan kita tidaklah bersimpangan, jalanku & jalanmu.
Takdir bahwa kita hanya ditakdirkan bertemu, bukan untuk bersama.
                                              
Setelah lama kenyamanan yg menjalari semesta tubuhku saat bersamamu, membuatku lupa akan fakta dan sontak terperangkap dalam maya.
Aku terus memilih memutari jalan, aku berusaha berlari dari kenyataan.
Menuju padamu. Menuju jalanmu.
Lelah. Peluh. Perasaan ingin menyerah. Begitu menampar kalam batinku.
Kau terlihat dekat, keberadaanmu bahkan aromanya begitu akrab.
Tapi kenapa? Jalanmu begitu jauh untuk aku tempuh, kamu begitu sulit untuk aku raih.
Jalan maya ini benar2 menyesatkanku.
Seperti sudah banyak melangkah, namun tak pernah beranjak.

Aku resah. Benarkah ini jalan terbaik untuk kita?

Di satu titik temu yg mempertemukan kau dan aku.
Kau kembali menampar kalam batinku.
Janji yg kau ucap untuk terus berpegang tangan dan melewati jalan bersamaku, kau ingkari.
Inikah balasan atas semua lelah yg kudapat setelah aku jauh berlari?

Beribu caci maki dan sindiran keji rasanya ingin ku lemparkan kepadamu. Tapi, mulutku serta hatiku tidak ingin kotor karena itu.
Ingin kuhanguskan semua jejak dan jalan yg pernah kita lalui. Tapi, air mata dan kasihku memadamkan segala api amarah.
Begitu hebatnya gejolak emosiku saat itu. Membuatku semakin gila, untuk bisa melihat fakta.

Lalu. Aku yg saat itu tak ingin terlihat lebih hina lg di hadapanmu.
Berusaha dengan segala tenaga dan pencapaian yg tersisa, menyusuri kembali jalanku.

Dan ternyata hal bodoh yg kulakukan dimasa lalu, begitu berdampak kepada diriku saat itu.
Kutemukan kembali.. Segala kenangan, buncah tawa bersama, sepenggal percakapan, semua tentang kita. Semuanya....
Kembali dipertontonkan didepanku.. dengan volume suara yg membuat gendang telingaku muak karenanya.
Benci sekali aku harus mendengar segala guyonanmu dan kalimat2 manismu.
Muak.

Semakin jauh aku berjalan, mendekati kenyataan.
Memang bayangmu semakin pudar dan redup.
Namun tak bisa kusangkal.. ada bagian dari diriku yg masih terikat olehmu. Masih ada..
Dan masih ada senyummu yg diam2 kupasung dalam ingatanku.
Masih.
Tapi tak apa kan?
Ini hanya permulaan. Semuanya pasti akan cepat terhapuskan.
Seperti jejakku saat mengejarmu yg terhapus oleh hujan..

It's end when november rain....