Pages

Senin, 27 Februari 2012

hati ditengah senja

aku merasa buruk saat aku selalu ada didekatmu
saat aku melakukan hal yang sewajarnya, hanya denganmu
berbicara, bertingkah konyol, dan bercerita satu sama lain
ya, rasa ini begitu istimewa di sudut mataku
hatiku berkata ini buruk, karena logika ku menjerat segala keistimewaan ini
kadang aku terdiam di tengah indahnya rasa yang ku nikmati
kadang aku… aku merasa lugu, dan bodoh tentunya
setelah kurasa aku cukup untuk membisu, aku menyadari satu hal
bahwa aku tak akan bisa memilikimu.

panas terik ini, sangat menyengat ubun-ubun kepalaku
langkah kakiku semakin berat, seperti digantung sebuah bayangan
segera aku seka deraian keringat yang membanjiri kening ini
dengan pantulan mentari, aku melihat sosokmu yang lagi-lagi membuatku semangat
bagaimana mungkin kau memberiku air dari dahaga dengan secepat ini?
bagaimana bisa kau mengisi segala energi yang hampir habis oleh ketakutanku?
lalu aku bangkit, ingin menyapamu, atau sekedar menanyakan hal yang bisu

sekuat hati aku mendekat, ditambah senyuman halusmu yang menyapaku riang
cahaya ini, keyakinan ini, dan keinginan kita bersama disuatu masa nanti
diatas semua ini, aku bersungguh menghampirimu, meski aku lelah.

namun ditengah kesungguhanku, layaknya jeruji menghalangi langkah ini
aku tersentak oleh diam, dan terpaku, tak bisa berkata
kini aku melihatmu, semakin menjauh.

aku terlambat mendatangi sosokmu, dan secepat itu bayangmu menjadi semu
rasanya seperti bersusah payah lalu terhempas
aku-pun tersiksa oleh perasaan ini
dan aku kembali menyadari, bahwa aku terluka oleh bayangan.

aku menganggapmu ada, sedangkan kamu layaknya fatamorgana
aku menyayangimu, sepenuh hati. namun kamu hanya separuh dari itu
aku memegang teguh janji kita untuk bersama, tapi kamu yang terdahulu pergi
inikah balasan terpantas atas segala air mataku?
hingga kini aku tak habis pikir
bahwa aku sebodoh ini.
pada sebuah harapan, yang palsu.
(ditulis oleh : syahrani maulida lubis)


Puisi ini dibuat untukku. Untuk keluh kesahku dan cinta semuku di masa lalu.
Pria dibalik senja.
Pria yg sempat membuatku begitu terbuai.
Pria yg sempat membuatku rela menunggu lama.
:)
How about now?
Gue udah berhenti mengejar senja. Tanpa gue kejar pun senja selalu ada, selalu bisa gue liat keindahannya.
Dan senja, memang bukan untuk gue miliki sendiri.
Hehe.
Tapi gue tetap mencintai senja. Senja dalam arti sesungguhnya.
Bukan pria itu lagi, dengan segala bayang-bayangnya yang sempet bikin gue hampir gila :D

0 komentar:

Posting Komentar