Pages

Minggu, 06 November 2011

bad love letter

Aku tak tau harus memulai darimana. Umh.
Biasanya kata pengantar surat cinta tuh seperti apa sih? Yang aku tahu, pasti dimulai dari kata-kata manis yang berirama sehingga membuat si penerima surat berbunga-bunga.
Argh. Aku bukan orang yang bisa berkata & bersikap manis seperti itu.
Dan akhirnya aku yang "Bodoh" ini malah memulai surat ini dengan untaian kata-kata bodoh penuh keluguan.
Hey. Beginilah aku.
Seperti inilah aku saat pertama getar rasa cinta di hati mulai mengusik diri.
Saat pertama.. tatapan matamu, senyum darimu, candaan konyolmu, dan segala tentangmu yang begitu sederhana menjadi hal mewah disini. Di hatiku.
Beginilah aku waktu itu.
Entah harus aku sebut apa diriku waktu itu. Bodoh, Polos, Naif, atau Lugu. Mana yang pantas?
Aku terlalu kikuk untuk membiasakan diri semenjak muncul gemelut rasa ini.
Rasanya sejak itu apapun hal yg kulakukan & kukatakan ke kamu menjadi sangat berarti. Aku jadi sangat hati-hati.
Tapi akhirnya aku menyerah. Aku tak bisa menyempurnakan diriku demi membuat kamu sadar akan rasa ini.
Dan akhirnya aku kembali menjadi seperti diriku. Diriku yang seperti ini.
Karena aku tidak ingin kamu mencintai diriku yang bukan benar-benar "diriku".
Beberapa kali aku berucap dalam hati.
"Apakah terkadang kita membutuhkan kebohongan-kebohongan kecil untuk pemanis hubungan? Sandiwara-sandiwara semu untuk penghangat suasana?"
Aku bukan aktor ataupun penipu yang baik. Aku menyukaimu dalam caraku sendiri.
Seperti ini.
Aku biarkan mengalir apa adanya. Dengan sederhana.
Meski kecanggungan tetap saja terasa. Dan masing-masing pun saling menyakiti hatinya.
Mungkin karena kecemburuan semata, atau bahkan kecerobohan kita masing-masing.
Sekuat apapun kita saling mencoba untuk tidak menyakiti satu sama lain. Tetap saja, tanpa sengaja salah satu dari kita menggores luka.

Kata orang. Cemburu itu tanda cinta. Jadi cemburu itu penentu ya? Apakah sikap kita saat cemburu pun menentukan masa depan cinta itu sendiri?
Aku-adalah-orang-paling-bodoh-saat-cemburu.
Aku akan berwajah seperti ini saat didepanmu

Padahal sebenarnya....


(Ya. Perasaan hati gue yang sebenarnya memang ga secantik kelihatannya diluar.)

Harus kuakui aku pencemburu. Tapi dalam cemburuku aku selalu bisu. Aku tak bisa mengungkapkan rasa ambigu ini padamu. Karena aku takut terlihat bodoh dihapadanmu. Haha iya aku memang bodoh.
Umh.
Sudah sore hari. Saatnya berbenah diri dan mernyudahi segala kata-kata tak berisi ini. Walaupun sebenarnya ini dari hati, aku tetap malu mengakui ini rasaku.
Dan maaf. Sekali lagi aku harus menanyakan hal bodoh..
Bagaimana caranya menyudahi surat cinta?
Apakah itu semudah memutus komitmen diantara kita?

Lalu jika berbalik, kamu yang bertanya padaku. Untuk apa aku menulis postingan ini. Aku akan menjawab...


PS : Ini termasuk surat cinta bukan sih?

Tyas Hanina