Pages

Minggu, 04 Desember 2016

Sialan



Kemejanya digulung hingga siku.
Sesekali ia menjetikkan abu rokok di tangannya.
Nada bicaranya sombong sekali.
Dia tahu,
bahwa dia tahu hampir segala hal.
Namun, ada satu yang luput dari pengetahuannya.
Dia tidak tahu,
dia menarik.
Setidaknya untukku.



Sesekali aku menundukkan kepalaku.
Mataku menyusuri ruangan.
Mencoba menemukan apa yang bisa kuperhatikan,
selain dirinya.
Sialan!
Aku melupakan satu hal yang penting.
Hati selalu punya aturannya sendiri.


*
*
 * 

Honestly,

I crave the deepest connection with others.
But, it’s hard for me to trust, to let anyone in.

0 komentar:

Posting Komentar