Pages

Minggu, 20 November 2016

pulang



Semakin aku menua,
Rumah kehilangan batas definitnya.
Bahkan, aku kesulitan untuk mendefinisikannya.

Rumah bukan lagi perihal bangunan. Bukan pula perihal ruang.
Definisinya menjadi sangat elastis, seolah bisa kutarik sampai ujung dunia.

Aku selalu merasa ingin pulang.
Pulang.
Pulang.
Pulang.
Seakan ada yang selalu membisikannya bagai mantera di telingaku.

Melebur aku di hiruk pikuk kesibukan yang ku buat-buat.
Di tengah-tengah obrolan yang tidak perlu.
Di antara hal-hal bodoh yang terkadang lucu.

Life is great. I’m surrounded with a bunch of good people.

Tapi, aku tetap ingin pulang.

Mungkin, bahwasanya.
Hanya aku yang tidak pernah merasa cukup.
Bahkan untuk diriku sendiri.







Apakah saat aku “pulang” nanti semua akan terasa masuk akal dan cukup untukku?

Tapi, ngomong-ngomong,
Pulang ke mana?

0 komentar:

Posting Komentar