Pages

Senin, 15 April 2013

The Fabulous Udin. Semua seakan mudah saat ia ada.


Assalamualaikum

Seminggu yang lalu, gue selesai melahap abis isi novel The Fabulous Udin.

Buku ini adalah buku kedua karangan pemilik akun @wowkonyol / si Fabulous Onyol / Rons Imawan.

“Kisah kolosal dari seorang pemuda tanggung yang berjuang memudahkan hidup orang lain, dan bukan hidupnya sendiri.”

Begitu uraian singkat tentang buku tersebut dari blog penulisnya sendiri.

Pemuda tanggung itu, Udin namanya.
Seorang bocah SMP, yang hidup dengan sederhana bukan dengan gelimang harta.
Menabung uang jajannya untuk mewujudkan cita-cita emaknya. Dan untuk itu, Udin rela membantu pekerjaan seorang Pemilik Kantin. Hanya untuk beberapa potong gorengan.
Berbeda sekali dengan remaja kebanyakan, termasuk gue. Yang suka ngerasa kekurangan uang jajan, hanya untuk kesenangan yang sementara.

Udin. Semua seakan mudah saat ia ada.
Dengan akalnya yang luar biasa. Dan kerendahan hatinya.
Dia menyelamatkan banyak nyawa,  menyelesaikan banyak masalah dan memabukkan kita oleh setiap kata-katanya.
Dia mampu membuat siapa saja jatuh cinta.

Tapi di dalam Novel TFU tokohnya bukan Udin saja.
Ada Suri, seorang remaja cantik dengan karakter yang menarik dengan penyakit yang siap merenggut nyawanya setiap detik. Dia penyelenggara sayembara-sayembara yang menggelitik nyali.
Ada Inong, si  manis berjidat nongnong. Rela meminjamkan mimpinya untuk orang lain. Ketegaran hatinya benar-benar membuat salut.
Ada Jeki, si selebtwit yang doyan ngegombal dan jatuh cinta oleh pengasuhnya sendiri.  Juga ada Ucup, si Endut yang suka ngebanyol dan fobia kerupuk.
Ada Onyol, si penulis buku yang hobby ngobrol sama Tokoh Utama (Udin) dalam bukunya sendiri. Dan akan sukses bikin kita geregetan.
Dan ada banyak tokoh lainnya.

Tokoh favorit gue adalah seorang Udin. Bukan Udin seorang.
Gue suka semua tokoh, semuanya pas sama porsinya. Semua gue suka kepribadiannya, meski belum jelas kenampakan wujud dan SENDALnya.

Bukan berlebihan jika gue mengatakan. Gue jatuh cinta dengan tokoh Udin, mungkin lebih tepatnya oleh si Penulis Bukunya (Onyol) :p.
Meski Onyol suka nyolong sendal, tapi dia adalah penulis yang handal. Dan kali ini bukan hanya sendal yang dia curi, tapi juga hati para pembacanya. Eaa.

Soal bab favorit, semua bab gue suka. Mulai dari Kata Pengantar sampai Tentang Rons Imawan.
"Hanya sebuah titik kecil di antara berjuta galaksi mahakarya Sang Pencipta". Perkenalan singkat yang bikin gue tersenyum membacanya.

Soal kutipan favorit dalam setiap bab favorit. Gue menyukai keseluruhannya.
Segala penggunaan kata hingga tanda baca. Perdebatan antara Onyol dan Udin. Puisi-puisi Udin. Percakapan antar tokoh. Teori-teori Psikologi. Semuanya deh pokonya.
Luar biasa dan mengena. Onyol mengajak pembaca berfikir, tertawa, menangis, merasa.

Ada 3 kutipan yang sangat berkesan buat gue. Karena sukses bikin gue mengeluarkan suara tawa yang keras dan senyum yang lebar di wajah karena gemes.

(1) "Gue, kan, Nyol?"
"Apa, sih, Din? Main samber aja kayak copet!"
"Tapi, emang gue, kan, Nyol? Jangan becanda, deh. Nggak lucu!"
"Sorry, Din. Kali ini pemenangnya emang bukan elu."
"Oke! Kalau gitu gue ngundurin diri aja! Gue mau cari penulis lain yang lebih bisa menghargai pemeran utama!"
(Perdebatan antara penulis dan tokoh utama)

(2) (Puisi Udin buat Suri di menara. Bab Truth Or Dare.)

Jika cinta itu agama, maka aku memelukmu seperti memeluk agama.
Tak akan pernah kulepas hingga aku menua dan tiada.
Jika aku pindah ke lain cinta, maka aku pindah agama.
Tak akan pernah kuganti hingga aku meregang nyawa.
Demi Tuhan, aku mencintamu.
Karena Tuhan... Aku memilikimu.

(3)
"Jika x sama dengan y, dan z lebih besar daripada y, berapakah x ditambah z?" Tanya dosen pembimbing.
"Hewan yg memiliki gigi kenapa giginya selalu terlihat putih, padahal tidak pernah gosok gigi? Sedangkan kita, satu hari saja tidak menggosok gigi, langsung kuning. Kamu tahu jawabannya?" Tanya Justin Bieber.
"Bagaimana asal mula kehidupan? Coba kamu jelaskan!" tanya Sule.

...

Dan selepas membaca novel itu. Gue yakin, kebanyakan pembaca akan bertanya-tanya.
“Tokoh Udin itu nyata gak sih?”
Gue pun begitu.
Dan gue yakin, kebanyakan perempuan akan kepincut berat dengan seorang Udin.
Dari kata-katanya, cara dia memenangkan sayembara, cara dia menyelesaian masalah kecil hingga soal nyawa, kepribadiannya, prinsipnya, pencipta tokohnya (eaa). Selain itu tokoh si Udin digambarkan punya wajah yang rupawan. (Bikin gue sendiri keringetan ngebayangin gue jadi wanitanya ._.)

Cowok yang ada di header twitternya Onyol. Kata Onyol dia punya faktor U. 
Kemudian setelah bertanya-tanya dan jatuh cinta pada si tokoh utama. Kebanyakan akan meronta-ronta membabi buta berkeinginan agar novel ini di filmkan.
Tapi sebelum kalian-kalian semua menontonnya di bioskop-bioskop kesayangan, akan lebih baik jika membaca bukunya terlebih dahulu :p. (Bukan Iklan Berbayar)

Selain jatuh cinta dengan tokoh Udin, kalian kalian yang perempuan.
Akan iri dengan sosok serta kepribadian para tokoh wanita di novel ini. Gue pun begitu.
Gue merasa gue gak sesempurna Suri. Gak secantik Bi Aidah. Gak setegar Inong, meski sama2 kena friendzone. Gak semulia Ibunya Udin. Gak sebaik Mamanya suri. Gak sesetia Kak Siloh. Gak sebijak Bu Arwiyah.
Rasanya gue belum jadi wanita  hebat seutuhnya seperti mereka.
Tapi meski begitu, gue rela kok jadi calon bidadari surganya Onyol:3

...

Jadi, selesai kalian (siapapun) yang membaca postingan ini. Beli atau pinjamlah buku TFU ini.
Ada banyak pesan dan kesan yang akan kalian dapatkan. Alur cerita yang sukses mencipta tangis dan senyum dalam wajah kalian.
Dan bersiap-siaplah jatuh cinta..

:3


1 komentar:

Denis Rosaliawati mengatakan...

salut bnget sama novel satu ini trlbh sama yg bkin novel nya ? kta yang pling nyentuh bnget sampe gw sdr kalo emng masalah itu nggak harus d jadiin bbn bawa happy "sdahkh kmu menertawakn masalhmu hari ini" itu kata kata yang bikin gw trus bngkit dri smua mslah gw

Posting Komentar