"Friends can help each other. A true friend is someone who lets you have total freedom to be yourself - and especially to feel. Or, not feel. Whatever you happen to be feeling at the moment is fine with them. That's what real love amounts to - letting a person be what he really is."
-Jim Morrison-
Saya tidak percaya bahwa ini sebuah kebetulan. Yang saya yakini adalah semesta ikut berkonspirasi mempertemukan kita pada orang-orang tertentu.
Orang-orang yang akan meninggalkan jejak di hidup kita, walaupun dia sudah atau akan pergi.
Jejak yang tak akan hilang, meskipun tersapu arus jaman.
Dua orang yang bersama saya pada foto diatas termasuk orang-orang yang meninggalkan jejak di hati saya.. Yang tinggi dan berdagu panjang, penuh keramahan hati dan bertalenta bernyanyi namanya Echa- Ezra Tarida. Sedangkan, yang memakai seragam sekolah SMA dengan pipi gembul dan bertubuh tinggi, si Ratu Kreatif adalah Rani- Syahrani Maulida Lubis.
Sudah jelas kan saya yang mana? Seorang remaja bertubuh kecil, berponi pagar, memakai kaos Pink bergambar wajah Patrick Star.
Selain memiliki postur tubuh paling kecil, rasanya saya pun hanya anak kecil dibandingkan mereka yang mempunyai pemikiran begitu dewasa.
Rasanya bisa dihitung dengan jari, potret diri kami bersama, bertiga sekaligus. Seringkali ketika kami bertemu dan bermain, waktu kami habis untuk bercerita dan bercanda- hampir tidak ada yang mengingat fungsi kamera untuk mengabadikan moment tersebut. Berbeda sekali kan, dengan remaja kebanyakan?
Tapi hari itu, kami memiliki janji untuk menonton sebuah film di Bioskop. Sebuah film bergenre Horror dan Misteri, film penuh darah berceceran dan efek suara yang mengagetkan. Selesai film tersebut ditonton, dengan raut muka tegang kami melangkah bersama ke Photobooth terdekat.
Masing-masing dari kami pun menyimpan beberapa fotonya. Echa memilih untuk ditempelkan di dinding kamarnya, Rani menyelipkan di dompetnya, dan Saya menyelipkan di dompet dan ada juga yang dipajang di atas Rak Buku tercinta.
Saya selipkan di dompet, supaya ketika dompet saya kurus tanpa asupan uang yang bergizi. Saya bisa menengok foto mereka, dan menyadarkan saya bahwa tanpa kantong tebal persahabatan kami tetap kental.
Dan alasan saya memajangnya di atas Rak Buku adalah karena tempat itu adalah yang paling sering saya tengok. Dan buku, merupakan menu favorit kami bertiga.
Masing-masing dari mereka pernah bercerita tentang saya di blog mereka. Rani menyamakan saya dengan Underwear karena katanya "penuh kehangatan, setia, dan lucu kalau dipandang".
Sedangkan saya sendiri belum menuliskan apa-apa tentang mereka di halaman blog saya.
Jadi, di Hari Ke19 ini saya dedikasikan postingan ini untuk mereka. Karena jika setiap benda memiliki cerita, bagaimana dengan persahabatan kita?
Tyas Hanina
0 komentar:
Posting Komentar