Dua buah tanda pengenal saya selama mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah ketika SMP.
Saya gantungkan di paku dekat pintu kamar saya, saya memilih menyimpannya dengan cara digantung di sana dibanding menyimpannya di balik meja dan akhirnya lupa bahwa benda itu ada di sana.
Benda ini membangkitkan banyak hal. Rasa rindu yang kadang membuat saya melengkungkan senyum di wajah, dan menampilkan kenangan-kenangan tentang berbagai masa yang saya lewati selama masih menggantungkan ID Card tersebut di leher saya dan mengurus berbagai acara sekolah.
Saya gantungkan di paku dekat pintu kamar saya, saya memilih menyimpannya dengan cara digantung di sana dibanding menyimpannya di balik meja dan akhirnya lupa bahwa benda itu ada di sana.
Benda ini membangkitkan banyak hal. Rasa rindu yang kadang membuat saya melengkungkan senyum di wajah, dan menampilkan kenangan-kenangan tentang berbagai masa yang saya lewati selama masih menggantungkan ID Card tersebut di leher saya dan mengurus berbagai acara sekolah.
Masa-masa seleksi masuk, masa-masa LDK, masa-masa beradaptasi pada kegiatan organisasi, juga masa-masa ketika saya akhirnya harus berpisah bukan hanya pada kegiatan Organisasi tapi juga pada sekolahnya. Saya merindukan semua masa itu.
Saya mengenal dan dekat dengan banyak manusia unik di Organisasi tersebut, mendapat banyak pengalaman unik dan asik dari mereka. Saya mengenal berbagai karakteristik masing-masing anggota, tau bagaimana cara mereka marah dan paham bagaimana cara membuat mereka tertawa bersama.
Banyak sekali kejadian unik yang bikin perut tergelitik jika diingat kembali.
Bagaimana dulu pernah terjadi keributan kecil, karena perihal salon dan uang 20 ribu. (Entah-apa-hubungannya.)
Pergi ke Jakarta secara dadakan, semua duduk di lantai kereta mengobrol segala macam hal tertawa- pada banyak hal yang membuat satu gerbong ramai karenanya, mengabadikan beberapa momen lewat kamera.. di sepeda ontel yang kami sewa, di kota tua juga di lantai kereta.
Makan bersama-sama di Warteg dekat sekolah.
Karaoke yang mayoritas menyanyikan lagu Reggae dan lagu galau Taylor Swift.
Saat gerai es di kantin terbakar, dan kami membantu memadamkan. Sesudahnya, masing-masing mendapat es gratisan.
Begitu banyak yang saya rindukan, sayangnya sedikit sekali kesempatan untuk bertemu dengan mereka.
Keinginan bertemu dan berkumpul bersama seringkali hanya menjadi opini belaka.
Kabar dari mereka pun jarang sekali yang secara langsung saya dapatkan, saya tidak tau apakah mereka ikut OSIS lagi di Sekolahnya masing-masing atau tidak seperti saya.
Kabar dari mereka pun jarang sekali yang secara langsung saya dapatkan, saya tidak tau apakah mereka ikut OSIS lagi di Sekolahnya masing-masing atau tidak seperti saya.
Tapi tak mengapa, mungkin memang belum waktunya kami kembali bersua. Semoga mereka berbahagia di SMAnya masing-masing.
:3
Tyas Hanina
0 komentar:
Posting Komentar