![]() |
Kamu terus memunggungiku. Aku tetap menengok ke arahmu. |
...
As I walk to the end of the
line
I wonder if I should look
back
To all of the things that
were said and done
I think we should talk it
over
3
hari lagi kita akan bertemu kembali di acara Reuni Akbar pertama kita.
Aku
tau, kamu tidak perlu diingatkan akan hal itu. Karena kamu masuk dalam jajaran
pengurusnya.
Seharusnya
aku juga begitu, sayangnya hingga siang ini- aku masih tertahan di Kota Pelajar
ini. Padahal, aku ingin sekali kembali bekerja sama denganmu- mengurus suatu
acara dan merayakan keberhasilan acara kita tersebut.
Seperti
3 tahun di Sekolah Menengah Atas kita dahulu.
Bagaimana
persiapannya?
Uhm
sebenarnya.. Saat ini aku tidak terlalu mengkhawatirkan acara itu, hanya saja aku
khawatir akan kesehatanmu. Jangan sampai kamu tidak menjaga waktu tidurmu, dan
membiarkan sembarang makanan masuk ke dalam pencernaanmu.
Aku
juga takut, kamu kembali membakar puntung-puntung rokok itu. Yang katamu, dapat
membuatmu fikiranmu segar kembali- tapi nyatanya justru membuat sesak
paru-parumu.
Ya,
aku tau kamu pasti mulai merasa jemu.
Jika
lagi-lagi kamu merasa aku terlalu mengkhawatirkanmu, dan kembali mengingat kamu
terlalu jauh. Kamu juga pasti akan bersikeras kepadaku, melarangku untuk
menyimpan harapan yang tidak pasti padamu.
Bahkan,
sekali waktu kamu pernah memaksaku untuk jatuh kepada selainmu.
Then I noticed the sign on
your back
It boldly says try to walk
away
I go on pretending I’ll be
ok
This morning it hits me
hard that
Kamu,
juga pasti tau bagaimana watakku.
Aku
akan bersikeras melakukan apa yang ingin aku lakukan, mempertahankan apa yang
aku rasa pantas untuk dipertahankan, berjuang meski hal itu mungkin tidak akan
aku dapatkan.
Dan,
selama bertahun-tahun. Hal itu adalah kamu.
Aku
tetap memandangimu, meski pun kini yang kamu tampakkan hanyalah punggungmu.
Aku
terus berjalan, tapi arah pandanganku tetaplah menujumu. Rasa pegal di leherku
karena terlalu sering menengok ke arahmu, seringkali aku abaikan.
Begitu
juga, dengan isyarat yang terlukis di punggungmu.
Bagaimana
kamu yang terus memunggungiku namun aku yang tetap menengok ke arahmu.
Bagaimana
kamu tidak pernah menengok ke arahku, karena kamu ingin aku pergi darimu.
Karena
kamu ingin aku.. Melakukan apa yang seharusnya sejak dulu aku lakukan. Meninggalkan
apa yang seharusnya sudah lama aku tinggalkan. Menerima, bahwa kita tidak lagi
sama.
Still everyday I think
about you
I know for a fact that’s
not your problem
But if you change your mind
you’ll find me
Hanging on to the place
Where the big blue sky
collapse
Aku
tau, itu bukan menjadi bagian dari masalahmu.
Fakta
bahwa selama ini aku terus menunggu.
Meski
aku sadar sesekali kamu menebalkan isyarat di punggungmu itu agar jelas aku
baca.
Bahwa
kamu tidak ingin melukaiku.
As I stare at the wall in
this room
The cracks they resemble
your shadow
When everyday I see time
goes by
In my head everything stood
still
Namun,
ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan.
Begitu
pula tentang perasaan.
Dan
ingatan.
Juga
kenangan.
...
I’m waiting for things to
unfreeze
Till you release me from
the ice block
It’s been floating for ages
washed up by the sea
And it’s drowning, thought
you should know that
Aku pernah mencoba menghilangkan mereka.
Menenggelamkan
mereka dalam-dalam. Namun,
mereka kembali muncul ke permukaan.
Padahal,
muatan mereka begitu besar- beban yang mereka tinggalkan begitu berat.
...You see people are trying
To find their way back home
So I’ll find my way to you
Karena
itu aku berhenti melakukannya, tempat mereka memang bukan disana.
Percuma,
aku mencoba membuang mereka- memaksa mereka menetap di sana.
Suatu
tempat di otakku dan hatiku.
Adalah
tempat mereka pulang. Tempat itu selalu sama- tidak pernah berganti. Di sana
lah tempat mereka selalu kembali.
Dan,
kamu.
Adalah
tempat dimana rinduku selalu pulang, tempat aku didekap erat rasa aman dan nyaman.
Tempat
di mana aku menjadi diriku. Tempat di mana aku utuh.
...
Kita
tidak bisa, mengecohkan jalan pulang seseorang.
Besok
malam, aku akan meniti kembali jalan pulangku. Menghabiskan waktu seharian
penuh duduk di bangku kereta.
Kembali
ke Kota, di mana kamu berada.
Akhirnya
aku dapat secara langsung.. Menyapamu, menepuk punggungmu.
Membuatmu,
akhirnya menengok ke arahku. Berhenti memunggungiku.
Tyas Hanina
5 komentar:
Bagus bangeeeet :') sukaaaa
Keren bangett. Nyaris menitikan air mata waktu baca, suka krn ada lagu blue sky collapse :)
Ah terimakasih :')
Iya, lagu Blue Sky Collapse emang enak! :D
sweet banget kak, menyentuh hati, tulisan yang kece :)
Terimakasih Zulfiana :)
Posting Komentar