Pemilik tawa terindah nomor satu. |
Tawa adalah hal yang sering kita bagi di setiap
frekuensi pertemuan kita.
Berbagi tidak berarti mengurangi.
Dan setiap kali kita tertawa, bersama. Banyak hal yang
justru bertambah.
Bahagiaku, juga bahagiamu. Lebar senyumku, dan lebar senyummu.
Hanyalah beberapa contoh dari banyak hal itu.
Kupu-kupu di dalam perutku bertambah liar menari.
Musik yang mereka gunakan untuk menari berdenyut cepat di
dalam dadaku.
Dan tawamu.. Adalah
pemicunya nomor satu.
...
Deretan gigi tak berpagarmu itu, membuatku ingin
membentangkan pagar di sekelilingmu- sehingga tidak ada yang bisa menyaksikan
dan menyimpannya selain aku.
Lesung pipit yang samar terlihat di pipi kirimu, membuatmu
menjadi satu-satunya hal yang terlihat jelas di mataku.
Matamu yang melengkungkan senyum dan menatapku tanpa malu,
adalah hal yang paling kutunggu lebih dari lengkungan pelangi di manapun itu.
...
Suara tawamu itu berisik.
Namun, setiap kali kamu tertawa. Aku membisikkan namamu
berulang kali di dalam hatiku.
Tawamu begitu lepas.
Namun, setiap kali kamu tertawa. Aku semakin erat
menggenggammu, tidak ingin membiarkanmu terbang lepas seperti balon berwarna hijau itu.
Tawamu lebih dari indah.
Namun, setiap kali kamu tertawa. Aku jatuh dan terluka, tapi itu luka paling indah.
“Bisa gak ketawanya
biasa aja?”
“Kenapa? Ketawa gue
berisik ya?”
“Iya berisik.”
“Hahaha. Maaf deh.”
Ah, kamu tertawa lagi.
Akupun jatuh lebih dalam lagi, lukaku terasa perih lagi- karena aku sadar indah tawamu tak bisa kumiliki.
Ah, kamu tidak perlu meminta maaf untuk itu.
Dan, terimakasih sudah bermurah hati. Membagi dan menularkan tawamu padaku- dan pada sekitarmu.
They told me that to make him fall in love, I had to make
him laugh.
But everytime he laughs, I’m the one who falls in love.
Tyas Hanina
(Penggemar Tawamu nomor satu.)
0 komentar:
Posting Komentar