Di balik
tembok kamar ini, bunyi letusan kembang api akan lebih jelas terdengar.
Aku
tidak menganggapnya bising, tapi itu pun bukan hal yang bagiku penting.
Jadi,
kututup kedua lubang telingaku dengan earphone
dan musik yang kusetel acak di ponselku- dengan volume yang hampir maksimal.
Maksimal.
Kata itu
menggambarkan batas.
Batas tertinggi
sesuatu dapat dicapai, yang diketahui.
Karena
terkadang kita tidak tahu batas akhir sesuatu.
Seperti contohnya, waktu?
Namun,
setiap hal punya batas.
Bahkan ukuran waktu punya batasnya
masing-masing.
1 menit
sama dengan 60 detik.
1 hari
sama dengan 24 jam.
1 tahun
sama dengan 365 hari.
Batas-batas
tersebut memang ditentukan oleh manusia.
Karena
kita merasa kita membutuhkannya.
Membutuhkan
ukuran, membutuhkan takaran, membutuhkan batasan.
Dan
kurang lebih 50 menit yang lalu (ketika aku mengetik kalimat ini) adalah batas
terakhir dari tahun 2013.
...
Tahun
yang menakjubkan, aku mendapat banyak “pelajaran” di luar materi yang disampaikan
di bangku sekolahan.
Salah satunya,
yang ingin kubahas lebih lanjut adalah..
Aku
belajar bahwa kehilangan sesungguhnya sangat dekat dengan kita.
Seakan
dia ada di depan wajah kita ketika kita menutup mata ketika berkedip. Dan
menyembunyikan wajahnya ketika kita membuka mata kita kembali.
Hal itu
sangat cepat terjadi bukan? Begitulah kehilangan.
Ada yang
bilang, ketika kita kehilangan sesuatu kita baru bisa menghargainya.
Dia
mengingatkan kita untuk menghargai sesuatu, sesudah ia merenggutnya.
Peringatan
yang terlambat, ya.. mungkin.
Mungkin,
ada baiknya aku dan kamu (siapapun yang membaca ini) belajar untuk dapat
menerima bahwa kehilangan itu ada. Meski dia tidak menampakan wajahnya saat
ini, tapi nanti. (Ah aku tidak tau pasti kapan. Dia bisa datang kapan saja,
bukan? Dia, kehilangan.)
Sehingga
kita bisa menghargai, apapun yang selama ini (sadar atau tidak kita sadari) kita
miliki.
Sebelum
dia benar-benar muncul di hadapan kita.
...
Di tahun
2013, aku mempublikasi 67 barisan huruf di blog ini.
Aku
mengikuti 2 tantangan menulis, dan dua-duanya sangat kunikmati. Kedua tantangan
menulis itu menantangku untuk terbiasa menulis setiap hari.
Di
tantangan menulis #CeritaDariKamar misalnya, seharusnya selama sebulan penuh
aku menulis 1 cerita tentang 1 benda kamar. Tapi, karena musuh pribadiku (rasa
malas) aku sempat ketinggalan- dan aku bisa mengejarnya (meskipun hasil
tulisannya sepertinya jadi tidak maksimal.)
Dan,
salah satu postingan #CeritaDariKamar ku sempat dibacakan di Prambors Jogja.
Sebuah cerita berjudul Potret Persahabatan.
Sedangkan,
di tantangan menulis #PeopleAroundUs.
Aku
hanya dapat mempublikasi 5 tulisanku. 4 diantaranya adalah fiksi.
Dan
salah satu postingannya, menembus angka tertinggi untuk jumlah penayangan
postinganku.
Bukan
angka yang sangat fantastis untuk blogger-blogger senior mungkin, tapi angka
itu besar jika dibandingkan dengan angka jumlah penayangan postingan yang
lainnya.
Juga
mendapat jumlah komentar yang paling banyak. (Mengingat, selama ini postingan
blogku jarang sekali ada yang mengomentari).
Namun,
postingan itu- tulisanku itu. Tidak akan menjadi batas maksimal pencapaian
penayangan postingan blogku. Dan tidak akan menjadi ukuran batas kemampuan
menulisku.
Aku akan
belajar dan terus belajar untuk membuat yang lebih dari itu.
Seperti
yang Penulis Favoritku katakan di hari ulang tahunnya 4 hari lalu,
Hidup
terlalu singkat untuk jadi biasa-biasa saja.
So,
we’ll see. Hehe.
...
Sepertinya
di tahun ini, aku akan mencoba (menebalkan mukaku) untuk berani mempublikasi cerita
pendekku.
(Saat
ini ada beberapa, dan beberapa di antaranya belum menemukan batasnya. Aku
sering tergoda untuk menuliskan yang baru ketika belum menuntaskan yang lama.
Seperti “selingkuh” bukan?)
Dan, aku
sepertinya akan mencoba untuk mengikuti tantangan menulis lainnya. Karena itu sungguh sangat menantang dan menyenangkan :D.
...
Selamat menempuh 365 hari sebelum
pergantian tahun lagi, nanti.
Haha, aku tidak ingin mengucapkan
Selamat Tahun Baru.
Karena setiap hari pun kita
merasakan Hari, Jam, Menit dan Detik yang baru.
Tidak juga ingin mengatakan.
"New year. New me."
Karena setiap harinya, aku tak yakin bahwa aku orang yang "sama".
Namun, tidak lantas jadi orang yang beda pula.
Bingung ya?
Sama.
...
Kembang api masih terdengar
letusannya di luar sana.
Seseorang yang beberapa jam lalu mengirimiku suatu pesan, belum juga membalasnya.
Dia membiarkanku menunggu selama
1 tahun hanya untuk membaca balasannya.
Haha.
....
Hi, 2014.
Semoga aku bisa lebih banyak
membaca, tidak malas menulis.
Bersiap dengan kehilangan, dan
senantiasa bersyukur akan apa yang semesta dan Penciptanya berikan.
Sekali lagi, ini bukan resolusi.
(Tapi, sebuah doa di dalam
tulisan di hari pertama tahun ini.)
Tyas Hanina
P.S
Aku tidak lagi menunggu seseorang yang
membiarkan aku terlalu banyak menunggu.
2 komentar:
terimakasih atas tulisannya, terlebih segelintir kalimat tentang 'kehilangan'. aku akan belajar dari tulisan ini tentang itu. salam kenal :)
Maryeni Anatesia : terimakasih atas komentarnya :)
Posting Komentar