Format Tugas/PBM/Kelas/2018 Tyas Hanina
NPM
Semester Enam, Semester Neraka?
“Siap-siap semester enam, kalian bakal ngerasain
neraka”. Kabar tersebut sudah tersiar sejak saya masih menyandang status sebagai
mahasiswa baru, dan belum tahu banyak tentang dunia perkuliahan di Jurnalistik
Fikom Unpad ini. Setelah beberapa bulan menjalaninya, rupanya kabar itu bukan isapan jempol belaka.
Waktu
perkuliahan yang dihabiskan di ruang kelas (biasanya gedung 2 atau gedung 4)
semakin berkurang. Digantikan dengan kewajiban terjun langsung ke lapangan.
Tapi, karena memakai istilah terjun, kadang-kadang adrenalin saya terpicu juga.
Beberapa kali narasumber susah dicapai, terutama ketika sudah berkaitan dengan
birokrasi. Kami (saya dan Vina) pernah beberapa kali bertandang ke Kantor
Kesbangpol, bukan karena kami ketagihan pergi ke sana tapi karena ketidaklengkapan
dokumen yang perlu dibawa.
Sejak
kali pertama harus terjun ke lapangan, kami langsung meluncur ke DLHK.
Berangkat dengan ojek online, kami dengan
pedenya datang ke sana. Mengisi buku tamu, dan masuk ke ruang tunggu. Sayang beribu
sayang, ternyata prosedurnya tidak semudah itu. Kami ternyata harus mengurus
surat izin keperluan wawancara ke prodi untuk diberikan secara resmi kepada Kesbangpol
dan DLHK. Setelah surat selesai, Vina yang waktu itu sedang berada di Bandung
pergi sendiri untuk mengantarkan suratnya. Eh,
ternyata ada banyak persyaratan lainnya yang belum kami penuhi. Terpaksa kegiatan
wawancara kembali ditunda.
Di
tengah-tengah masa liputan, saya dan beberapa teman lainnya harus berangkat ke Universitas
Indonesia untuk mengikuti kegiatan lomba. Dengan agak berat hati, saya meninggalkan
Vina untuk liputan sendirian ke PD. Kebersihan, yang berujung pada kegagalan
juga. Wawancara kembali ditunda, saya pun kembali ke Jatinangor sambil membawa
piala. Kembali mendiskusikan perihal kegiatan liputan dengan Vina.
Selang
beberapa lama, progress kelompok kami
pun menemukan titik terang. Kami berhasil mewawancarai beberapa pegiat lingkungan
hidup yang terutama concern kepada
kantong plastik, yaitu GIDKP, #RabuBijakPlastik, dan @zerowasteadventure. Tidak
berhenti sampai sana saja, kami juga mendatangi beberapa kantor NGO, perusahaan
yang menerapkan green marketing dan
kantor-kantor pemerintahan. Dari hasil wawancara dan riset yang kami lakukan
pun dapat disimpulkan bahwa klausa-prima dari topik liputan kami sudah jelas. Plastik
memang mimpi buruk yang berkepanjangan, tapi selayaknya bunga tidur lainnya-
pasti akan berakhir.
Saya
pribadi, paling menyukai sesi wawancara dengan Rendy seorang pendiri perusahaan
yang bergerak di bidang manajemen pengelolaan sampah. Di penutup wawancaranya,
ia mengatakan bahwa rasa kepeduliannya pada masalah lingkungan tumbuh ketika
istrinya hamil. Dari sana, ia berpikir untuk mewariskan bumi yang lebih baik
untuk anaknya. Menurut saya, pemikiran ini bijak sekali dan penting untuk
diketahui.
Permasalahan
lingkungan merupakan salah satu topik yang marjinal. Terkesan tidak sekrusial masalah
politik atau ekonomi. Namun, setelah saya menyelesaikan peliputan berita
mendalam ini, saya merasa bahwa sebenarnya masalah sampah itu berbenturan
dengan banyak aspek kehidupan. Ada campur tangan politik, ekonomi, dan gaya
hidup di sana. Saya mungkin tidak akan menjadi pahlawan lingkungan, tapi setelah
melakukan serangkaian liputan ini rasanya saya akan lebih peduli lagi terhadap
musuh planet bumi ini.
Selain
itu, hal yang menjadi tantangan dalam menyelesaikan tugas ini adalah manajemen
waktu. Karena berbarengan dengan mata kuliah konvergensi (JuJuju), rasanya saya
seperti selalu kekurangan waktu. Belum lagi, semester ini ada banyak kegiatan di
luar masa perkuliahan. Waktu jadi begitu cepat berlalu laksana desingan peluru.
Namun, beberapa tantangan itu akhirnya terlewati, dan sampailah saya di titik ini.
Menyelesaikan tugas terakhir di mata kuliah Penulisan Berita Mendalam, menyampaikan
buah pikiran atau refleksi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(ditulis dengan perut lapar dan perasaan sedih karena
resmi menyandang status mahasiswa tua)