empat tahun lalu, aku ingat pernah masuk ke dalam percakapan seputar manusia super.
ah, bukan manusia super yang digadang-gadang sebagai pahlawan seperti Peter atau Tony.
manusia dengan kemampuan super, menurutku, tak melulu warna putih atau hitam. ada abu-abu, ada biru beludru, ada ungu malu-malu, ada juga merah kelambu.
siang itu, di bawah putaran kipas angin di ruang kelas, salah satu dari kami mengajukan pertanyaan.
"kemampuan super apa yang paling ingin kamu dapatkan?"
waktu itu, aku yang naif dan perbendaharaan warnanya masih sedikit, mengatakan:
i want to have the ability to read and control other people minds. aku gak butuh bisa terbang atau bergerak sangat cepat. memiliki kuasa atas pikiran orang lain adalah kemampuan yang sangat besar. dan yang terpenting, tidak terlalu menjadi pusat perhatian seperti ketika kamu melompati gedung tinggi atau menghentikan kereta dengan satu jari.
aku gak butuh lampu sorot, i just want to control the show.
-
saat ini, kalau aku bertemu dan ngobrol sama orang yang memiliki jawaban seperti itu, mungkin aku akan meninggalkannya sendirian. dan tak lupa, ku doakan, di kehidupan selanjutnya ia lahir kembali menjadi ubur-ubur. agar bisa immortal.
dan, bagiku (atau baginya) hidup abadi adalah kutukan.
-
kali ini, izinkan aku menjawab pertanyaan itu kembali,
setelah menurunkan tirai panggung, dan meredupkan lampu pertunjukkan,
sekalian mengangkat kursi-kursi, dan mengunci pintu keluar ruangan.
aku, hanya ingin bisa menghilang.