aku ingin mengabadikanmu, tapi takut orang lain tahu
aku mencoba menulismu berkali-kali, tapi
selalu tiba-tiba ingin berhenti
kumpulan frasa yang dipenggal,
berusaha keras supaya bisa dibilang puisi,
terus menerus berlatih agar bisa menginspirasi
lantas, pada suatu sore yang biasa-biasa saja,
tawamu terpingkal oleh sebab yang entah apa,
lalu tulisanku jadi mati, tambah buruk rupa, makin hilang makna
kamu lebih magis,
tulisanku tak mampu menyaingimu bahkan tidak nyaris.
-
diksiku miskin, pikiran pun tak presisi,
lancang sekali aku mengabadikanmu dalam puisi.
Kamis, 24 Agustus 2017
Langganan:
Postingan (Atom)