(Hari ini hari Blogger Nasional. Dan inilah postingan pertama saya di bulan ini, pemalas sekali -sial).
Hey, Oktober. It's been a month of hard work, sweat,
and full of surprise.
Di awal bulan, gue
disibukkan dengan Ulangan Tengah Semester. Dan sepertinya hasilnya tidak
mengecewakan, hard work pays. Huehe semoga.
Selain tentang ujian,
sekolah dan setiap partikel tentangnya sedang lekat sekali dengan kehidupan
gue.
Kelas 2 SMA, mungkin
adalah masa-masa di mana gue nemuin hal yang bikin orang bilang “masa sma itu
masa paling indah.”
Suer, ini bukan
tentang gimana gue ngalamin masa-masa “cintanya-AADC-ketemu-sama-rangga-kemudian-jatuh-cinta”.
Bukan pula percintaan dua sejoli layaknya Galih dan Ratna.
Enough about love story. I don’t give any attention of that kind
of thing, rite now.
#kaloenglishnyasalahmaapinyahkawan-kawan
Kelas yang tadinya
gue kira “anjir-gaasik-abis”. Jadi salah satu kelompok sosial yang unik yang
pernah gue masuki.
Tiada hari tanpa
main.
Entah itu permainan
kartu seperti UNO, mainan jempol, main konsentrasi, main abc5dasar yang
berakhir dengan taktikbumwer, main bingo… Permainan yang mungkin pantesnya
dimainin sama anak sekolah di seberang sekolah (SD Kabar 7).
Gue sebangku sama
Oca. Yang kulitnya sangat sensitif, sekali lagi SANGAT sensitif- karena
disentuh dikit dia teriak-teriak kegelian sendiri.
Well. I’m having so much fun in this
class.
...
Menyambut bulan
bahasa, gue mengikuti salah satu lomba di sekolah.
Lomba cerpen
bertemakan Passion of Endemic Life. Bercerita tentang hewan langka.
Jarang banget gue
ikut lomba, lomba terakhir yang gue inget adalah lomba masukin paku ke dalam
botol waktu gue kelas 6SD.
Yeah. Udah lama
sekali.
Tapi, kali ini gue
gak berhadapan sama botol dan paku yang diikatkan di pinggang gue.
Gue berhadapan dengan
lembaran kertas kosong dan pulpen di tangan. Juga imajinasi gue sendiri, tentu.
Gue bercerita tentang
bagaimana Ibu Orang Utan menjaga dan merawat anaknya sendiri.
Mungkin kalo gue gak
males (hehe) bakal gue tulis di sini.
…
Dan, baru aja
kemarin.
Gue mengikuti
Greenive Fest’13. Banyak sekali hal menarik di sini, dan tentunya salah satu
dari hal itu adalah tampilnya NAIF di sore hari sebagai penutup acara.
Rasanya pengen
ngelapin keringetnya David.
Ehm.
Dan pada pembukaan
acara tersebut, sempet ada pengumuman dan pembagian hadiah lomba bulan bahasa.
Gue kaget juga karena
gue masuk dalam jajaran pemenangnya. Gue meraih juara kedua
di lomba cerpen tersebut.
Akhirnya gue inget
lagi rasanya memenangkan lomba..
…
And the
last but not least thing, yang mau gue ceritain di postingan
ini adalah..
Kejutan ulang tahun
dari keluarga.
Iya, gue ulang tahun
kemarin. My 16 my age.
Dan terakhir kali
ultah gue dirayain seperti itu mungkin pas gue masih batita.
Biasanya, kita pergi
makan di luar. Atau kejutan ultah itu berganti menjadi materi atau barang yang
gue ingini.
Tapi, tahun ini..
Nyokap berinisiatif
merayakan ultah gue.
Nyokap, bukanlah
orang yang pandai menyembunyikan sesuatu.
Jadi, sebenarnya.
Sebelum kejutan itu terjadi- gue udah tau.
Tapi, yaudah gitu.
Gue gak bilang apa-apa.
Pulang dari greenive,
leyeh-leyeh di kamar balesin ucapan. Tiba-tiba nyokap ngetuk pintu dan nyuruh
gue ke bawah.
Saat menuruni tangga
rumah. Nyokap lagi buka kotak kue.
Kami berempat (Ibu,
Bapak, Aa’) berkumpul di ruang tengah.
Bapak memulainya
dengan menyanyikan lagu ulang tahun (ooh, it’s a best song ever).
Ibu menancapkan dan
menyalakan lilin. Aa’ duduk diam dan mengamati.
“Selamat ulang tahun.
Semoga semakin dewasa, semoga makin pinter. Semoga bisa masuk universitas..”
“Gajah Mada.”
“Ya.. Universitas negeri
tujuan. Inget sholatnya, ibadahnya jadi tanggungan adek sendiri sekarang.”
Rentetan doa’ dari
Bapak yang tbh tidak gue ingat semuanya, gue aminkan.
Gue pun meniup lilin
dan memotongnya. Ibu sibuk memotret gue dengan blackberrynya.
“Nanti fotonya
kirimin ke Kakak ya dek, dia mau liat.”
Meski tetap ada rasa
sedih, karena Mamah (nenek) gak bisa ikut dalam acara potong kue itu. Dia terbaring
sakit di ranjangnya, tubuhnya semakin lemah.
Tapi untungnya, malam
itu dia tetap bisa ikut makan potongan kue tersebut. Disuapi oleh anak
perempuan bungsunya, Ibu.
Jadi, seperti itulah
malam ulang tahun gue. Makan kue bersama orang-orang yang sudah mengenal gue
sejak tangisan pertama gue. Ah bahkan, sebelum itu. Masa-masa di mana gue masih
dalam kandungan.
Mereka yang setiap
hari harus sabar ngadepin sifat-sifat gue. Manjanya gue, keras kepalanya gue,
dan bagaimana moody nya gue. Yang mungkin, bikin orang lain kegerahan atau mungkin gak
tahan sama gue.
Mereka bukan sekedar
penghuni rumah, mereka lah definisi rumah itu sendiri.
Tempat gue melepas
lelah. Tempat gue berteduh. Tempat gue selalu pulang.
…
Banyak sekali hal
baik dan buruk yang terjadi selama pergantian usia gue dari 15 ke 16 tahun.
But, there’s always good things in a
bad things.
Begitu banyak perpindahan.
Begitu cepat perubahan.
Dan mengutip kalimat
dari Manusia Setengah Salmon, bahwa Hidup adalah Perpindahan.
Cepat atau lambat,
siap atau tidak. Gue harus selalu siap berpindah.
Happy birthday Tyas
Hanina. Thank you for being You.