Gue mengetik postingan ini, dengan salah satu lubang hidung yang mampet. Kepala yang pusing sebelah. Tenggorokan yang panas. Dan dibungkus dengan hawa gerah di kamar yang kipasnya sengaja dimatiin.
LO KENAPA?! APAKAH INI SUATU BENTUK PROSES MOVE ON?
Move on, palelo.
Kayanya sih gejala influenza, atau karena kecapekan.
Atau bisa jadi sih ini Syndrom Liburan.
Syndrom Liburan???
Iya. Jadi tubuh gue ini punya kebiasaan aneh, rentan kena penyakit saat mendekati hari libur atau bahkan saat gue sedang asik-asiknya berlibur.
...
2 Tahun lalu, sekeluarga berlibur selama seminggu.
Hari pertama, gue baik-baik saja. Masih bisa jingkrak sana-jingkrak sini. Masih bisa turun naik tangga dengan lari. Masih bisa membedakan yang mana lelaki tampan dan mana pelaku bom bunuh diri. Masih normal lah pokonya.
Masih Sumringah |
Hari kedua, saat kami liburan ke suatu Kebun Binatang. Tiba-tiba gue merasa pusing, mata berkunang, lalu flashback bermunculan, kamera zoom in-zoom out ke muka gue, hujan petir berdatangan. Aih, gue cocok juga jadi penulis skenario FTV.
Wajah (calon) pemain antagonis FTVdari samping. |
Tapi rasa pusingnya kali itu terasa berlipat, gue lemas mendadak. Gue duduk di bangku yang tersedia disana, kakak gue nyamperin dan ngajak ke mobil. Gue diam sampai waktu makan siang, sampai makanan sudah diantarkan ke meja makan, terus gue.. Tiba-tiba nangis._.
Begitulah tabiat gue kalo sakit. Gak ngomong apa-apa. Tapi tiba-tiba nangis. Kebayang kan selama tahun-tahun gagal move on ini nangisnya kaya apa? (Gak sengaja keketik).
Hari ketiga, gue berobat sama bapak ke Rumah Sakit Daerah sana. Merasa takut awalnya, gue takut ditanya-tanyain, gue takut ada soal essay, gue gak ngerti sama sekali dengan bahasa daerah ini..
Eh ternyata waktu ada lembar pendaftaran, pake bahasa inggris. Perawatnya juga ngomongnya pake Bahasa Inggris. Dan gue cuma cukup jawab dengan kalimat simpel aja
"Yes, No, *ngangguk*, *geleng*, Yes, I'm Single and I'm happy."
Keinginan untuk explorasi daerah dalam diri gue meronta-ronta. Gue mau liburan bukan mau sakit-sakitan.
Hari keenam. Gue membaik. Terus malemnya akhirnya gue jalan-jalan dengan kakak gue, Kemana-mana jalan kaki, bukan karena kami pecinta lingkungan sejati, tapi karena awalnya salah mengira jarak apartemen bapak yang kirain deket. Maklum cewek.
Sampai depan Apartemen Bapak, pintu gerbangnya dikunci. Belnya mati. Hape gak ada pulsa. Mau lemparin batu ke jendela kejauhan. Gue nangis lagi._.
Akhirnya kami kembali ke Hotel, makan di pinggir kolam renang ditemani Live Music. Gue memesan ikan bakar, asal mesen aja gak tanya-tanya harga dulu, udah deg-degan pas selesai makan-eh ternyata murahnya kebangetan.
Terus selesai makan, kami duduk-duduk di pinggir balkon, menatap lampu-lampu gemerlap dari bawah kota. Bintang-sang cahaya masa lalu tidak tampak, tergantikan oleh cahaya dari gedung-gedung tinggi dan perumahan. Gak kalah indahnya memang.
Kami diam dalam waktu yang lama. Suasana yang syahdu memancing gue untuk kembali mengingat hal yang seharusnya sudah gue lupakan. Seseorang yang mengirimi hampir 10 sms ke ponsel gue, namun tidak bisa gue balas karena perbedaan ruang dan waktu. Terus.. Gue nangis diam-diam.
Hari Ketujuh. Liburan gue di tempat ini pun usai, dan masa-masa sakit gue pun selesai. Bertepatan dengan hari terakhir di tahun 2011, kami sempat mengunjungi suatu tempat wisata disana dan berfoto-foto ria.
...
Udah ah, flashback ke masa-masa liburan suram segitu aja.
KOK LU NANGIS MULU SIH PAS LIBURAN? CENGENG LO.
Gue jarang nangis, itu gara-gara kondisi badan lagi gak ngenakin sama emosi yang berlebihan._. #PembelaanDiri
Dan selain liburan yang gue ceritakan diatas, rata-rata emang kondisi badan gue jatoh pas liburan. Saat lagi santai, gak ada tugas yang harus dibantai, justru saat itulah gue terkulai. Ergh.
Bubay. Semoga masa liburan semester ini gak sesuram liburan 2 taun lalu.