Kadang gue berfikir. Bagaimana rasanya menjadi Hari Senin?
Bertemu orang-orang yang berterus terang membencinya secara rutin.
Dijadikan sebagai lelucon, sebagai cacian, sebagai bentuk keluhan.
Yang biasa mereka ketikkan lalu kirimkan di media sosial..
"ARGH. Besok senin.. Mlz bangeudh."
"SENIN LO SIAPA SIH ANNOYING BANGET!"
"Besok senin. HAHAHAHAHAHHAHAHAFAK."
"Udah senin aja. Pengen cepet-cepet libur."
"Walaupun gue gak kenal siapa senin, gue udah bisa menilai dia adalah orang yang sangat menyebalkan."
"Hell-o, welcome MONsterDAY."
...
Kadang gue berfikir. Pernahkah Senin jenuh akan semua cacian yang menekan?
Pernahkah dia iri terhadap hari Minggu, yang selalu dinantikan kehadirannya?
Pernahkah?
Ah, Senin itu bukan makhluk hidup. Dia tanpa nyawa, tidak ada raga, hanya sebuah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi pada porosnya sendiri.
Coba fikirkan ulang. Bagaimana kalau seseorang berfikir seperti itu tentangmu?
Ah, Tyas Hanina dia hanya makhluk hidup biasa. Bernyawa, beraga, hanya seorang perempuan biasa yang tidak istimewa.
Atau, bayangkan.. Setiap satu hari di setiap minggu. Orang-orang memenuhi tab Mention Twittermu.
"Lo ganggu banget. Kenapa sih gue harus ketemu lo."
Atau
"Lo lagi-lo lagi. Sayang sekali bertemu dengan lo adalah keharusan."
Kata-kata cacian dan keluhan semacam itulah yang akan lo telan meskipun terasa tidak menyenangkan di tenggorokan.
Seakan-akan kehadirannya sangat tidak diinginkan, tidak dibutuhkan malah..
...
Merasa tidak dibutuhkan, itu menyedihkan.
Kadang-kadang gue merasakannya, kecewa melihat orang-orang terdekat sejenak lupa sama gue ketika mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan..
Kecewa itu manusiawi kan? Rasanya aneh jika ada orang yang tidak pernah kecewa seumur hidupnya.
Disaat mereka sedang terjatuh.. Proses untuk bangkit.. Sampai bangkit lagi dan mencapai apapun itu..
Tapi, saat mereka berhasil. Dunia mereka pun penuh akan hal itu. Saking penuhnya, tidak ada lagi ruang yang dapat kita isi.
Dalam artian, bukan gak seneng ngeliat mereka bahagia. Cuma kecewa karena mereka akhirnya lupa.
Hahaha #KetawaHambar #HambarHambarPisang
Tapi, di balik itu semua gue belajar... (Mengutip dari Malam Minggu Miko Episode Malam Terakhir Miko.)
"... Gue juga belajar kita juga gak harus tahu orang lain butuh kita atau tidak, tapi yang penting kita ada untuk mereka."
#NgusapAirMata #MenyenderManjaPadaHerjunotAli
(Duh hashtagnya ganggu konsentrasi pembaca nih pasti..)
Ehem, ya jadi.. Mungkin itu yang membuat Hari Senin bertahan sampai sejauh ini.
Itu yang membuat mereka gak berdemo dan bakar-bakar ban di depan Gedung Pemerintahan untuk perpindahan jabatan menjadi hari libur.
Karena cukup bagi mereka untuk selalu ada untuk orang-orang, karena bagaimanapun dia pun sadar orang-orang membutuhkannya.
Logikanya sih, orang-orang benci dia karena hari sebelumnya adalah Hari Libur kan? Coba aja kalau Hari Senin adalah Hari Libur, maka Hari Selasa adalah Hari pembuka hari kerja kan? Dia pun akan bernasib sama seperti Hari Senin. Gak bakal ada habisnya.
Ngerti gak? Sebenarnya gue gak ngerti, jelasin ya ke gue kalo ngerti #lah
Dan.. gue heran sama orang yang terlalu sering mengeluhkan isi fikiran mereka di media sosial.
Media sosial adalah suatu bukti bahwa setiap orang butuh didengarkan.
Tapi, yang pakai media sosial bukan hanya dia aja kan?
Orang-orang yang mengikuti dia atau berteman dengannya di media sosial harus mendengarkan setiap patah keluhan atau cacian yang mereka ketikkan.
Duh, enak gak sih rasanya setiap hari ada dengerin orang yang teriak-teriak nama binatang atau ngeluhin hal-hal yang kadang gak terlalu perlu dipusingkan?
...
YAUDAH SIH YAS TINGGAL HAPUS AJA DARI PERTEMANAN.
Iya, tau. Tapi gak sesimpel itu. Rasa gak enak karena hubungan pertemanan di dunia nyata kadang jadi hambatan.
EH INI TOPIK POSTINGAN BLOG LO KENAPA JADI KEMANA-MANA SIH?!
Oh iya. Harusnya yang bener kaya jodoh ya gak kemana-mana.
Eh, Tapi sebenarnya jodoh itu ada dimana sih?!
NGELANTUR ABIS. UDAH SANA NGETWIT KELUHAN KALAU BESOK HARI SENIN DULU DI TWITTER. TERUS OFFLINE DAN BOBO-BOBO LUCU.
Yeh. Itu mah namanya gue nelen ludah sendiri,
eh tapi bukannya emang setiap hari kita nelen ludah sendiri ya? O.o
"...."
...
Huahaha. #MasihKetawaHambar
Akhirnya setelah ngetik 5476587081397931649 huruf ini gue inget juga rasa kantuk..
Untuk yang abis baca postingan ini..
Jangan lupa untuk kurangin kebiasaan ngeluh di Media Sosial ya, jangan lupa juga untuk selalu inget orang-orang yang selalu mendukung dan selalu ada untuk kalian, jangan lupa untuk jangan ngeluhin hari senin mulu- bersyukur masih diberi kesempatan sama Tuhan ketemu sama Hari Senin..
Terus. Jangan lupa untuk tetap rutin buka halaman blog ini.. #IklanTidakBerbayar
-Tyas Hanina(bobo) pengen bobo-