Hari ini ayam kesayanganku ulang tahun!
Ayam yang ini bukan ayam yang suka ngising (e-e-k) sembarangan dan makanin beras dipinggir jalan,
bukan juga ayam kesayangannya Andi (yang ada di iklan mie sedap).
Tapi ayam ini benar-benar punya wajah dan karakter yang
sedap dan gak sembarangan :p
Nama ayamnya, Fataya Shoba Hadiwinata.
Gue dan dia bekerja sama di organisasi sekolah. Dan gue
lihat, dia mempunyai kemampuan yang cukup hebat untuk berinteraksi dengan orang
banyak dan juga kemampuan untuk mengkoordinasi suatu masalah. (Sok intelek abis
bahasanya)
Gue cukup kagum dan bangga bisa bernaung di bawah panji OSIS
SMPN 6 bersama-sama dengannya.
Dia hangat. Layaknya ayam-ayam diluar sana.
Gue sangat nyaman bercengkrama dengannya.
Sejuta kehangatan dan kenyamanan rasanya begitu menjalari
percakapan kita berdua.
Dia tidak terlalu normal untuk bisa diajak gila. Dan tidak
terlalu gila untuk bisa diajak bicara normal.
Ngerti maksud gue? Itu yang bikin gue nyaman ngobrol sama
dia..
Back to the topic.
Today is her birthday..
Gue sama Ines buat sedikit “kejutan” untuknya.
Rencananya si dadakan. Banget malah.
Dan seperti layaknya rencana dadakan yang diadakan oleh orang
absurd.
Rencana yg dihasilkan begitu absurd. Bener-bener bikin hari
ulang tahunnya Ayam jadi ikut Absurd..
Jadi awalnya, Ines sebagai sang sutradara menyuruh gue untuk
memainkan skenario “Ceritanya-kita-gak-sengaja-ketemuan-dan-lo-gabung”.
Gue mematuhinya, layaknya pemain-pemain bintang film yang
berkharisma.. Gue memainkan peran gue sepenuh hati.
Gue dateng dengan cengiran bodoh dan Ines dengan bodohnya
juga menghampiri gue langsung dari dalem MCD.
Jelas sekali ini hal yang bodoh. Ayam dan Ines duduk di
bangku depan pintu. Ayam bisa dengan mudah mendeteksi kedatangan gue.. tapi itu
bukan hal penting.
Dan gue memainkan skenario pertama gue.
“Hehe (dengan masih nyengir)”
“Janjian ya lu sama Ines?” (Dasar Indigo! Tau aja lagi!)
“Gak tuh He-He-He. Gue sendirian. Kebetulan-aja-kali.”
“Boong. Masa sendirian ke Lippo?”
“emang iya. Tadi mau mojok di MCD baca buku ini (ngeluarin buku). Gue emang sering gini.” (terdengar seperti Forever Alone..)
“Kok berani sih?!
“He-he-he.”
Lalu tiba-tiba Ines menyambung pembicaraan.
“Tyas, gamau pesen?”
“Nanti aja.” (dan ternyata begonya, itu adalah bagian dari skenario.)
Gue melihat tampang frustasi Ines karena gue gak paham isyaratnya.
“hm. Yaudah yuk pindah ke pojok aja.”
Dan Ines menggiring kami ke dekat gawang.. Eh ke dekat kamar
mandi. Yang jauh dari kasir untuk memesan makanan.
“Tyas, gamau pesen?” (Ines mengulang pertanyaan itu lagi, dan gue baru sadar)
“Oh iya nes.”
“Lu tunggu disini yam. Jagain es krim gue..”
Setelah Ines memberikan petuah kepada Ayam. Kami bersama-sama
berjalan beriringan ke kasir. Saat bertemu pelayan di tengah jalan Ines
tiba-tiba berhenti.
“Mas tolong dong.”
Gue berfikir waktu itu.. “Wah si Ines ternyata udah beli kue segala. Pake dititipin lagi ke mas-masnya.” “Si Ines niat banget bikin surprisenya. Jangan-jangan dia juga undang Uya Kuya.” “Tapi.. Bukannya mereka berdua berangkat kesini barengan?”
“Apa dek?”
“Meja yang disitu.. (Menunjuk ke arah ayam). Tolong bersihin ya.”
“....” gue diam. Dan bermonolog dalam hati. Sebenernya suprisenya
gimana sih? Jujur aja gue gak tau sama sekali. Jangan-jangan sebenernya Ines
dan Ibunya gatau....
“Jadi nes..?”
“Enaknya burger yang mana ya yas?”
Dan gue yang dari awal sudah berintelek ini, langsung
mengerti.
“Yang gocengan aja nes”
“Enaknya berapa?”
“Hm.. 3 aja.”
Jadi rencananya adalah membuat tumpukan burger gocengan
menjadi terlihat seperti kue tart ulang tahun yg biasanya mahal.
Awalnya gue pengen ngusulin 108 tumpukan, mewakili tanggal
ulang tahun dia (27 x 4 = 108).
Tapi gue mencoba realistis. Saat ini kita hanya bertiga
merayakannya, lagipula kantong gue dan Ines akan tetanus kalau membeli sebanyak
itu..
Untungnya Ines setuju. Dan kita membeli 3 potong burger
goceng dan membayar tambahan charge karena
meminjam piring.
“Terus dihias gimana nih burgernya?”
Tadinya gue pengen bilang, dibentuk gambar unicorn aja atau
bentuk phoenix biar keren. Tapi gue dan Ines sama-sama tidak ahli menggambar
diatas burger.
“Ditumpuk aja. Jadi segitiga”
Dan setelah ditumpuk. Ines tiba-tiba berkata..
“Gue udah nyiapin lilin. Lo bawa korek kan?”
Gue mengeluarkan korek pesenan Ines.
“Lilinnya gak bisa mati lho yas. Harus pake air.”
Gue ketawa. Ines sempet-sempetnya bercanda.
Setelah itu kita berjalan menuju Ayam, yang sedang menunduk
menatap hape.
Lalu Ines menaruh burger diatas meja, dan mengerang.. Eh
berteriak..
“Happy birthday!”
Ayam sumringah, dan memegang dada. Dia bilang “gue kok speechless ya..”
Dan gue sama Ines Cuma nyengir-nyengir.. sampe gue menyadari
satu hal..
Lilin sudah kita nyalakan dari tadi. Sekarang sedang menyala
dengan api yang begitu heboh.
Tadi Ines menyarankan untuk memakai semua lilin. Jumlah lilinnya
ada 10... Dan untuk ukuran 3 burger tumpuk yang tidak terlalu besar, lilin ini
menyala dengan dahsyatnya.
Kok apinya gede banget?
“YAM YAM! CEPETAN TIUP! ITU LILINNYA UDAH MAU ABIS! APINYA GEDE BANGET ITU!”
Gue teriak-teriak panik. Gue udah hampir bakar ban disitu.
Untung gak ada bapak-bapak berkumis di MCD saat itu, jadi gue gak jadi bakar
ban..
“bentar yas make a wish dulu.”
Setelah ayam make a
wish selama beberapa detik dengan mata terpejam. Yang gue fikir sudah cukup
lama untuk membuat lilin-lilin ini memproduksi asap yang memuakkan.
Ini asepnya banyak banget?!
“YAM ! MCDONALD BISA KEBAKARAN INI! CEPETAN TIUP. ASEPNYA KEMANA-KEMANA.”
Dan Ayam pun meniup. Gak bisa.
Gue mengelus dada. Ayam ini terlalu lembut, sampe gak bisa
niup lilin dengan helaan nafas yang cukup kuat.
Dicoba lagi. Gak bisa.
Gue menggigit bibir.
Coba lagi. Tetep gak bisa. Apinya masih goyang-goyang kanan
kiri dengan heboh.
Dicoba... satu lilin apinya padam. DAN NYALA LAGI.
Gue melirik ke Ines. Dia ketawa.
Ines ini siluman lilin?! Ini kacau banget, asepnya udah
lumayan membumbung memenuhi ruangan.
Ayam mulai keliatan panik. Gue gak kalah panik.
Ines langsung ambil salah satu tisu di meja dan berlari ke
toilet.
“Ini anak sempet-sempetnya ke toilet pas mekdi mau
kebakaran.” fikir gue waktu itu.
Gue membantu meniup lilin. 3 lilin berhasil padam... TAPI
NYALA LAGI.
Ines datang dengan tisu bassah dan memercikkan airnya ke
atas lilin.
“Nes?! Entar burgernya basah dong?!”
“Udah biarin aja..”
Dia terus memercikkan air, beberapa padam. Namun masih ada yg
tersisa.. Lilin-lilinnya udah mengecil dan hampir habis. Sisa-sisa lilin yang
membeku menempel di kulit burger..
Gue reflek mengambil salah satu tissu dan mengibaskannya ke
lilin. Entah untuk apa.
Tapi ternyata berhasil.
Satu mekdi menghela nafas lega. Gak jadi kebakaran.
“Ini.. jadi gak bisa dimakan dong ya burgernya?”
Gue memandang sayu, sambil mengambil lilin-lilin yang
menancap di burger.
“Masih bisa kok. Orang gak kenapa-kenapa.”
“Nes.. itu bahan kimia.”
“iya juga ya. Tapi dikit doang yas. Dicongkel aja.”
“Jangan bahaya!’”
Gue ngotot. Ines dan Ayam diam.
“Cabut aja ya roti atasnya?”
Akhirnya dicabut.
Dan tiba-tiba gue melihat nyala api di pinggir piring.
Astaga, satu lilinnya masih nyala. Dan membakar ujung kertas
penawaran menu.
Gue meniup dengan cepat. Mati.
“Pastiin lilinnya udah mati semua. Kalo gak mekdi bisa kebakaran”
Mereka mencari dan alhamdulillah
udah gakada.
Setelah itu kita suap-suapan burger biar unyu dan romantis. Gue
memberikan hadiah gue untuk Ayam.
Satu permen kiss bertuliskan “Happy Bday!” dan korek.
Entah kenapa gue kasih itu..
Dia ketawa. Dan bilang “bakal gue simpen yas..” “kenapa gak
dilaminating aja yam” “...”
Setelah itu.. bla bla bla. Ada beberapa kerabat dekat Ayam
yg juga memberikan surprise.
Kali itu mereka mengadakannya diluar mekdi. Biar gak ada
resiko kebakaran lagi.
Si lelaki berkuda putih (kekasih fataya) pun datang. Meski
datang dengan kondisi tidak disapa pada awalnya oleh Ayam :p karena kesel gak
diucapin ulang tahun dan gak bisa dihubungin..
Setelah adegan potong kue dan disuapin Ayam. Gue sama Ines
pamit kedalem Lippo.
Mau ke gramed awalnya. Tapi kita malah jadi nonton
Battleship :’3
Muehehe.
Oiya. Begini bunyi sms ucapan gue untuk si Ayam..
"Ciken naget....... salamat ulang tahun nyaa. Sehat selalu, loba rezekina, gera kawin jeng sih patur, ulah bandel, para rinter, ulah ngabohongan indung, ulah kabur dr rumah, ulah ngising dicalana dei engke bau hasem :’)"
Wassalam,