Pages

Minggu, 26 Mei 2013

Selamat datang, Hari Senin.

Kadang gue berfikir. Bagaimana rasanya menjadi Hari Senin?

Bertemu orang-orang yang berterus terang membencinya secara rutin.
Dijadikan sebagai lelucon, sebagai cacian, sebagai bentuk keluhan.
Yang biasa mereka ketikkan lalu kirimkan di media sosial..

"ARGH. Besok senin.. Mlz bangeudh."
"SENIN LO SIAPA SIH ANNOYING BANGET!"
"Besok senin. HAHAHAHAHAHHAHAHAFAK."
"Udah senin aja. Pengen cepet-cepet libur."
"Walaupun gue gak kenal siapa senin, gue udah bisa menilai dia adalah orang yang sangat menyebalkan."
"Hell-o, welcome MONsterDAY."

...

Kadang gue berfikir. Pernahkah Senin jenuh akan semua cacian yang menekan?
Pernahkah dia iri terhadap hari Minggu, yang selalu dinantikan kehadirannya?
Pernahkah?

Ah, Senin itu bukan makhluk hidup. Dia tanpa nyawa, tidak ada raga, hanya sebuah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi pada porosnya sendiri.

Coba fikirkan ulang. Bagaimana kalau seseorang berfikir seperti itu tentangmu?

Ah, Tyas Hanina dia hanya makhluk hidup biasa. Bernyawa, beraga, hanya seorang perempuan biasa yang tidak istimewa.

Atau, bayangkan.. Setiap satu hari di setiap minggu. Orang-orang memenuhi tab Mention Twittermu.
"Lo ganggu banget. Kenapa sih gue harus ketemu lo."
Atau
"Lo lagi-lo lagi. Sayang sekali bertemu dengan lo adalah keharusan."
Kata-kata cacian dan keluhan semacam itulah yang akan lo telan meskipun terasa tidak menyenangkan di tenggorokan.
Seakan-akan kehadirannya sangat tidak diinginkan, tidak dibutuhkan malah..
...

Merasa tidak dibutuhkan, itu menyedihkan.
Kadang-kadang gue merasakannya, kecewa melihat orang-orang terdekat sejenak lupa sama gue ketika mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan..
Kecewa itu manusiawi kan? Rasanya aneh jika ada orang yang tidak pernah kecewa seumur hidupnya.

Disaat mereka sedang terjatuh.. Proses untuk bangkit.. Sampai bangkit lagi dan mencapai apapun itu..
Tapi, saat mereka berhasil. Dunia mereka pun penuh akan hal itu. Saking penuhnya, tidak ada lagi ruang yang dapat kita isi.
Dalam artian, bukan gak seneng ngeliat mereka bahagia. Cuma kecewa karena mereka akhirnya lupa.

Hahaha #KetawaHambar #HambarHambarPisang

Tapi, di balik itu semua gue belajar... (Mengutip dari Malam Minggu Miko Episode Malam Terakhir Miko.)
"... Gue juga belajar kita juga gak harus tahu orang lain butuh kita atau tidak, tapi yang penting kita ada untuk mereka."

#NgusapAirMata #MenyenderManjaPadaHerjunotAli

(Duh hashtagnya ganggu konsentrasi pembaca nih pasti..)

Ehem, ya jadi.. Mungkin itu yang membuat Hari Senin bertahan sampai sejauh ini.
Itu yang membuat mereka gak berdemo dan bakar-bakar ban di depan Gedung Pemerintahan untuk perpindahan jabatan menjadi hari libur.
Karena cukup bagi mereka untuk selalu ada untuk orang-orang, karena bagaimanapun dia pun sadar orang-orang membutuhkannya.
Logikanya sih, orang-orang benci dia karena hari sebelumnya adalah Hari Libur kan? Coba aja kalau Hari Senin adalah Hari Libur, maka Hari Selasa adalah Hari pembuka hari kerja kan? Dia pun akan bernasib sama seperti Hari Senin. Gak bakal ada habisnya.
Ngerti gak? Sebenarnya gue gak ngerti, jelasin ya ke gue kalo ngerti #lah

Dan.. gue heran sama orang yang terlalu sering mengeluhkan isi fikiran mereka di media sosial.
Media sosial adalah suatu bukti bahwa setiap orang butuh didengarkan.
Tapi, yang pakai media sosial bukan hanya dia aja kan?
Orang-orang yang mengikuti dia atau berteman dengannya di media sosial harus mendengarkan setiap patah keluhan atau cacian yang mereka ketikkan.
Duh, enak gak sih rasanya setiap hari ada dengerin orang yang teriak-teriak nama binatang atau ngeluhin hal-hal yang kadang gak terlalu perlu dipusingkan?

...

YAUDAH SIH YAS TINGGAL HAPUS AJA DARI PERTEMANAN.
Iya, tau. Tapi gak sesimpel itu. Rasa gak enak karena hubungan pertemanan di dunia nyata kadang jadi hambatan.

EH INI TOPIK POSTINGAN BLOG LO KENAPA JADI KEMANA-MANA SIH?!
Oh iya. Harusnya yang bener kaya jodoh ya gak kemana-mana.
Eh, Tapi sebenarnya jodoh itu ada dimana sih?!

NGELANTUR ABIS. UDAH SANA NGETWIT KELUHAN KALAU BESOK HARI SENIN DULU DI TWITTER. TERUS OFFLINE DAN BOBO-BOBO LUCU.
Yeh. Itu mah namanya gue nelen ludah sendiri,
eh tapi bukannya emang setiap hari kita nelen ludah sendiri ya? O.o

"...."
...

Huahaha. #MasihKetawaHambar
Akhirnya setelah ngetik 5476587081397931649 huruf ini gue inget juga rasa kantuk..

Untuk yang abis baca postingan ini..
Jangan lupa untuk kurangin kebiasaan ngeluh di Media Sosial ya, jangan lupa juga untuk selalu inget orang-orang yang selalu mendukung dan selalu ada untuk kalian, jangan lupa untuk jangan ngeluhin hari senin mulu- bersyukur masih diberi kesempatan sama Tuhan ketemu sama Hari Senin..

Terus. Jangan lupa untuk tetap rutin buka halaman blog ini.. #IklanTidakBerbayar


-Tyas Hanina(bobo) pengen bobo-

Senin, 06 Mei 2013

penting gak penting

Just a day,
Just an ordinary day.
Just trying to get by.

Seperti hari sekolah yang biasanya. Alarm berdering lincah tepat pada pukul 5 pagi.
Gue yang malas-malas menggemaskan ini, mematikan alarm tersebut. Dan tidur kembali selama 5 menit.

5 menit..
Dikali 12.
60 menit.
1 jam.
3600 detik.

Gue duduk di tempat tidur dengan perlahan. Melihat handphone. Dan sontak terkejut.
Sedikit lebih kaget daripada waktu gue ditinggal move on duluan.

Akhirnya gue mandi bebek (lah, setiap pagi bukannya emang gitu?).
Cipak cipak sebentar, cuci muka, gosok gigi. Dan... the worst part.... gue meninggalkan kewajiban untuk 2 rakaat shalat shubuh.

Abis mandi, tak kutolong ibu membersihkan tempat tidurku.
Mana sempet coy. Selesai mandi, waktu masuk sekolah tinggal seperempat jam.
Akhirnya gue naik ojek langganan. Dan sampai sekolah dengan tenteram dan sejahtera.

UDAH YAS, LU MAU CERITA ITU DOANG? IH, GAK PENTING BANGET TAU YAS.

Ya gak juga sih.
Cuma ini pertama kalinya gue telat bangun selama jadi Siswi SMA. Telat yang bener-bener keparat.
Meski gak sekeparat waktu gue di SMP sih. Baru bangun jam 8 atau jam 10an.

Aku tidak sekebo dahulu. *Mata berkaca-kaca*

...

Kegiatan gue di sekolah gak perlu gue ceritain yah. Sama kok kaya hari-hari gue yang biasanya.
Duduk, merhatiin guru, bengong, merhatiin temen-temen sekelas, ketawa, ngobrol, ngegosipin artis, ke kantin, (hampir) ketiduran, duduk di depan kelas, merhatiin orang lewat, bengong lagi.
Oiya belajar sama kerjain tugas.

KATANYA GAK MAU DICERITAIN?

Tapi itu kan gak mendetail. Cuma gue paparkan aja.
Yaudahlah ya.......

...

Pulang sekolah, seperti biasa, gue naik angkutan umum.
Sendirian. Tanpa ada senderan, dan teman untuk membuka obrolan.
Padahal jalanan begitu penuh keramaian dan kebisingan, kenapa gue tetap merasa kesepian???

Ish. Ilfeel sendiri baca ketikan gue barusan.

Kebiasaan gue ketika pulang sekolah yang sulit dihapuskan. Adalah memperhatikan keadaan sekitar.
Apa saja.
Para pelajar yang sedang tawuran, anak-anak jalanan, sopir angkutan, minuman penyegar tenggorokan, arakan awan, setiap hal yang menarik perhatian dan membuat penasaran..

Siang tadi, di pertengahan jalan. Perhatian gue tertarik dengan seseorang.
Seorang lelaki, berumur paruh baya, dengan rambut dibelah dua, terlihat sekali dia memakai minyak rambut yang... kebanyakan.
Memakai jas setelan. Khas orang kantoran.
Setelah gue terka, dari wajahnya umurnya belum uzur. Namun rambut belah tengahnya sudah menipis.
Mungkin dia termasuk orang yang (terlalu) banyak berfikir.

Gue melihatnya, sebagai seseorang  yang datang dari masa lalu.
Bisa jadi kan mesin waktu doraemon benar-benar sudah diciptakan?
Ini aneh, perhatian gue jarang tersentil hingga gue memperhatikan orang lain secara detail.

Lalu, dia menaiki angkot yang sedari tadi gue tumpangi.
Tercium samar wewangian parfumnya. Parfum cowok, namun sudah tua sekali wanginya.
Entahlah, darimana gue tau. Gue hanya menilai, tapi tidak berani menyimpulkan.

Ibarat buku.
Dia adalah buku tua yang tebal, dengan huruf-huruf dengan font yang terlalu kecil. Jarang menjadi perhatian seseorang, namun menjadi yang terlihat perbedaannya ketika disandingkan dengan buku-buku yang baru dari percetakan. Atau buku-buku lama yang dicetak ulang sesuai perkembangan zaman.
Orang-orang takut menyentuhnya, karena usianya yang entah sudah berapa. Membuat mereka berfikir lembaran-lembaran kertasnya mudah terlepas, dan akan menyusahkan mereka..
Banyak orang yang enggan memperhatikannya. Karena enggan membaca tiap kata yang tertulis dengan font-font kecil itu. Perhatian mereka sama sekali tidak tersentil.
Dan. Bagi gue ini menyedihkan.
Jikalau gue terlahir menjadi sebuah buku. Gue ingin menjadi buku yang sering orang baca, namun juga tak lupa mereka jaga.
Gue tak ingin, lembaran-lembaran kertas dalam diri gue lapuk dimakan usia atau hilang tertelan tenggorokan tikus-tikus rumahan.
Gue ingin mereka dapat memetik manfaat dari dalam diri gue. Namun tak lupa juga mereka tanamkan benih dari manfaat yang mereka konsumsi, hingga tumbuh pepohonan. Hingga menjadi hutan.

Gue kembali berenang ke permukaan, setelah lama tenggelam dalam lamunan- setelah melihat penampilan orang tadi.
Padahal baru penampilan yang gue lihat, belum bagian hatinya.
Tapi gue sudah dapat membuat beberapa kalimat panjang untuk mendeskripsikannya.

Dari situ gue mempelajari banyak hal.
Hal-hal yang mungkin terlalu basi untuk kebanyakan orang. Karena sudah pernah disampaikan atau terlalu lama disimpan, namun baru gue temukan dan kemukakan.
Ide itu bisa datang dari mana saja.
Setiap pemilik wajah mempunyai kisahnya sendiri.
Dan komitmen yang harus gue tunaikan adalah gue harus mampu menuliskannya secara rutin namun perlahan.
Kata-kata yang berbaris rapi di otak gue, harus segera gue pindahkan melalui pensil atau tuts keyboard. Karena setiap waktunya ada banyak rentetan kata yang datang- mereka semua butuh ruang baru. Agar tidak merasa sesak, dan akhirnya migrasi karena posisinya terus terdesak.
Dan sebagian dari barisan kata itu gue pindahkan kesini.

Inilah kebiasaan buruk gue selain suka bangun terlambat, mengumpulkan niat untuk menulis pun lambat.

HueHeHeHe.

Jadi, insyallah. Gue akan memulai untuk lebih berkomitmen untuk membuat jadwal mingguan ngeblog.
Untuk para pengunjung setia yang entah siapa saja. Gue juga gak tau apakah mereka benar ada, namun itu tak mengapa.
Soalnya titik berat komitmen ini pun lebih ke gue sendiri. Untuk gue sendiri.
Karena gue butuh tempat untuk berbagi, tapi gue bersyukur jika ada orang-orang setia yang rela membagi waktunya untuk membaca rentetan kata yang gue ketik selama ini.

:'3

Sabtu, 04 Mei 2013

apa yang sedang dan akan saya rindukan

Melihat 5-10 tahun kebelakang. Gue melihat diri gue sendiri adalah seorang anak kecil yang jutek dan susah dibilangin. Keras kepala.
Ya. Mungkin, gue yang sekarang pun gak jauh beda.
mata galaknya mana mata galaknya.....
Gue ini galak banget dari kecil, paling gak suka diliatin orang lama- bawaanya jadi curiga mulu, pundungan abis. Pokonya rese deh. (karena ngebagusin diri sendiri udah terlalu mainstream).
Dan gue ini sensitif kalo diledekin. Meskipun gue senang bercanda dan tertawa.

Waktu gue SD,  gue pulang sambil diikutin sama 2 teman cowok gue. Karena gue sebel diintilin mereka, gue nengok ke mereka dengan tatapan tajam. Lebih tajam dari acara gosip silet.
Tapi respon mereka malah tertawa, dan mengajak gue bercanda.
Gue yang saat itu, sedang mengemban tugas piket harian sekolah dan membawa sapu dari rumah.
Jadi kesel sendiri, dan mukul sapu itu ke jalanan- dan sapunya patah menjadi 2 bagian. Layaknya hati gue ketika ditinggal move on duluan...
Lalu gue lapor nyokap, dan Alhamdulillah gak dimarahin.
Gue lupa alibi apa yang gue berikan saat itu. Sampai nyokap akhirnya ngebeliin sapu pengganti lagi.
Besoknya mereka ngintilin lagi. Dan sapu baru itu patah lagi.
Lalu besoknya lagi, hal yang sama terulang lagi.
Dan akhirnya besoknya gue memutuskan untuk gak bawa sapu lagi.
(Ini beneran).

Moral valuenya sih.. Semua orang pernah ngelakuin kesalahan, tapi yang terburuk dari itu semua adalah mereka yang mengulangi kesalahan yang sama. Di lain hari, kita harus bisa melakukan kesalahan lain yang lebih baik.(Pernah baca dimana gitu). Contohnya : Kalo abis ditinggal move on, ikhlaslah dan maafin diri sendiri. Jangan cuma dijadiin bahan postingan blog terus doang..

Sial. Apa yang barusan gue ketik..

Di lingkungan rumah, mungkin udah jadi makanan sehari-hari bagi tetangga-tetangga gue jika mendengar suara teriakan dari rumah gue.
Teriakan. Erangan. Desahan... AAAAARGH (Ngetiknya sambil teriak biar mengkhayati.
Mulai dari teriakan nyokap yang nyuruh gue mandi, teriakan nyokap nyuruh gue sama Aa' gue baikan, teriakan nyokap nyuruh gue kecilin volume TV ketika gue nonton kartun, teriakan nyokap nyuruh gue beresin mainan, teriakan nyokap----
KOK NYOKAP LO TERIAK-TERIAK MULU SIH YAS?
Iya ya, kenapa ya. Mungkin karena bibir dia bentuknya mirip bibir susana.
Atau mungkin karena acara TV favoritnya adalah pertandingan sepak bola.
Dan salah satu kebiasaan lucunya adalah beliau sering nyuruh gue manggil Aa' gue dengan cara teriak.
Misal gue di lantai satu lagi duduk-duduk lucu, dan posisi beliau lagi di dapur masak-masak lucu. Dan Aa' gue lagi di kamarnya gatau ngelakuin apa-gatau ngelakuin apa lucu.
Beliau bakal teriak.. "ADEEEEEEEEK PANGGILIN AA', BILANGIN JANGAN TIDUR UDAH MAU MAGHRIB"
Dan sebelum gue membuka mulut pun, abang gue bakal membalas teriak dari lantai atas.
"IYAAAAAAAA DENGER, GAUSAH TERIAK. GAUSAH NYURUH TYAS MANGGIL. GAUSAH MAKSA-MAKSA, MOVEON-GAK BISA DIPAKSA."

Entahlah maunya apa. Tapi yang jelas- sekarang beliau sudah lebih canggih.
Kalau manggil gue atau nyuruh-nyuruh lucu gak lewat teriakan lagi, kadang-kadang masih sih.
Sekarang ini beliau manggilnya lewat telepon. Atau sms.
Dan ini jauh lebih mengganggu kedamaian hari-hari gue daripada teriak....
Karena beliau bakal sewot kalo gak diangkat atau dibales smsnya.
Padahal kami masih satu atap rumah, hanya menjejak lantai yang berbeda. Gimana kalo gue jadi kuliah di Jogja..
Posesif banget- scorpio kan paling gak suka diposesifin... Huh.

Semenjak Facebook mencapai puncak ketenarannya. Nyokap gue juga gak mau kalah saing sama anaknya.
Beliau ngotot minta dibikinin akun facebook. Dan Id kaskus.
Semenjak ditunjukin foto-foto kakak perempuan gue di akun facebooknya.
Dan juga melihat kenampakan Priyono Nyoto yang melegenda di Kaskus.

Tapi karena kondisi kejiwaan gue masih normal. Dan kepribadian gue tidak ganda.
Maka... gue menyeret Aa' gue dalam masalah yang cukup serius tersebut.
Dan karena kami sama-sama khawatir dengan kasus penculikan yang berawal dari teman Facebook. Dan wujud manusia-manusia 4-EL-4-YE yang cukup meresahkan disana.
Kami sama-sama menolak permintaannya.

Sebenernya sih, alasan aslinya gue takut beliau jadi lupa waktu gara-gara keranjingan facebook.
Dan gue takut beliau menunjukkan keposesifannya lewat Wall Facebook gue.
Alah. Gue rasa kebanyakan remaja sekarang pun takut akan hal itu.

Tapi, meski suasana rumah kami ramai oleh teriakan. Dan keributan-keributan sepele yang lucu jika diperbincangkan. Suasananya begitu hangat dan menyenangkan.
Meski setiap pagi gue ribut sama beliau karena kaos kaki baru gak ketemu. Meski beliau suka sebel sama gue karena kebanyakan beli buku. Meski akhirnya Oki bercerai sama Pasha Ungu.
Meskipun begitu, gue sangat sayang sama beliau.
*Backsound : Kahitna-Takkan terganti
Kau Bukan Hanya Sekedar Indah
Kau Tak Akan Terganti


3 tahun kedepan. Gue udah jadi seorang mahasiswi, di salah satu Universitas Negeri Ternama Yang lokasinya di Jogja. *Aminin dong*
Gue akan terpisah oleh jarak sekian km dan sekian waktu.
Beliau akan lebih sering nelpon dan sms gue.
Kami gak bisa nonton Tukang Bubur Naik Haji dan Stand Up Comedy di TV bareng-bareng lagi.
Huhu.

We'll see.. Bagaimana hubungan LDR ibu dan anak sesungguhnya adalah hubungan LDR yang tak akan putus.
:)
Kiri : Yang lagi LDR sama nyokap
Kanan : Hampir LDR sama nyokap

Wah terharu gue. Ternyata lu selain mirip Kate Middleton juga sayang nyokap yah..
iyalah..

Terus postingan blog lo yang ini, intinya tentang apa sih?
Gue lagi kangen jadi anak SD, dan gue tau gue bakal kangen sama nyokap saat kuliah nanti.

Terus yas, terus yas.. Gak ada kata-kata penutup postingan nih?
Daritadi juga pengen gue tutup, tapi lo nanya-nanya mulu sih! *galak*

Sebelum ditutup, tulis quotes buat dipajang dong. Biar keliatan bijak dikit..
Ini bukan quotes bagi gue. Ini hanyalah sepenggal kalimat untuk mengingatkan diri gue sendiri.
Gue ketik di postingan blog ini, supaya hal ini bisa jadi pengingat orang lain.

Manusia itu selalu pengen cepet ini, pengen cepet itu.
Dari kecil kita merasakannya. Gue merasakannya.
Rasanya pengen serba cepet ngerasain tambah usia.
Anak-anak SD pengen cepet SMP, Anak SMP pengen cepet SMA, Anak SMA pengen cepet kuliah,
Anak kuliah pengen cepet Wisuda... Anak bawang mahal harganya.
Akhirnya malah lupa untuk menikmati prosesnya.
Padahal Indomie yang dibilang mie instan aja ada proses supaya bisa dinikmatin. (Meski makannya dengan cara diremukin+kasih bumbu doang, tetep kan kita harus ngebuka bungkus kemasan+bungkus bumbunya, meski singkat-itu kan proses jugak).


Dan kita pun sering lupa.
Disaat kita melangkah menuju orang "dewasa". Orang tua kita pun semakin merenta.
Jadi, Jangan lupa untuk membahagiakan mereka, gak perlu menunggu dewasa. Dewasa itu bukan hal yang ditunggu. Dia datang tanpa batasan umur tertentu, bagi gue begitu..


Sekian