Pages

Sabtu, 27 Oktober 2012

i feel bad

sesak.
kata dan luka sudah berebut tempat di dalam dada.
pemiliknya enggan untuk mengeluarkannya.
bahkan untuk sekedar membuat mereka bisa bernafas sedikit lega.
pemiliknya bahkan enggan untuk mengaturnya.
bahkan untuk membuat mereka lebih nyaman berdiam disana.
pemiliknya kesulitan melakukannya.
padahal dia hanya perlu bercerita, atau sekedar menulis dan menyusun kalimat sederhana.

Kamis, 25 Oktober 2012

Berfikir tentang fikiran kamu

Berfikir tentang apa yang kamu fikirkan.
Jika tau, pesan-pesan singkatmu masih tersimpan di handphone lamaku.
Bahkan sekedar ucapan selamat pagi dan malam.

Susunan huruf dan kata yang kau ketikkan itu.
Selalu sempurna untuk mencipta lengkungan senyum di bibirku.

"Selamat Pagi." "Selamat Malam"
Membuatku merasa, aku masih ada disetiap pagi hingga malammu.

"Tapi pesan-pesan itu hanya bagian dari masa lalu." Katamu, di dalam fikiranku.



Malam , Kamu.


1Nov11


P.S
Aku ingin sekali percakapan kita tidak hanya ada dalam fikiranku.
Dan lebih dari sekedar kalimat-kalimat yang diketikkan dari ponselmu.
Karena tak dapat kudengar jeda dan tarikan nafas darimu.
Karena tak dapat kudengar simponi indahmu, yang hanya terdengar olehku.

Selasa, 02 Oktober 2012

October Rain

Guten Abend!

Saat jam pelajaran terakhir tadi..
Hujan hampir sampai. Angin dan kawan-kawannya lebih dulu datang.
Angin sibuk mengetuk-ngetuk jendela kelas, langit dengan pekat yang bergelayut manja dan petir yang berteriak-teriak dengan gegap gempita.
Hujan. Adalah cinderamata dari kedatangan bulan Oktober.

Kabar baiknya adalah sekolah dipulangkan lebih awal.
Meskipun hanya lebih cepat 30-45 menit.
Tapi itu cukup untuk membuat saya lebih tenang, setidaknya masih ada harapan terhindar dari hal yang paling saya benci. (Sepatu basah. Beserta kaos kakinya. Melihat jari kaki saya yang mengeriput ketika membuka sepatu, dan aroma kaos kaki yang begitu "wangi".)
...
Setiap melihat hujan, rasanya saya ingin jadi laut. Musim hujan selalu laut sambut dengan suka cita.
Karena hujan, adalah kencan antara laut dan langit. Selama ini mereka saling mencintai.
Saling berbagi warna dari hati masing-masing. Biru dari cerahnya langit, biru dari dalamnya laut.
Keluasan hati mereka bagai ruang tanpa batas.

Kadang mereka terlihat begitu dekat.


Nyatanya jarak begitu nyata. Mengambang diantara keduanya.
Membuat mereka makin mengeratkan genggaman tangan, tak rela melepas kebersamaan.
Karena itulah turun hujan.

Agar langit bisa lebih mudah merengkuh laut.
Agar laut bisa dengan puas mengecup kening langit.

Karenanya, Oktober bagi kami bertiga (Saya, Laut dan Langit) adalah bulan penuh cinta, harapan, dan kebersamaan.
...
Jumat keempat di bulan Oktober ini. Usia saya genap 15 tahun.
Saya harap saya bisa jadi laut, dengan kedalaman fikirannya. Dan kejernihan hatinya.
Tapi kadang saya juga ingin jadi langit, dengan kecerian wajahnya. Dan terangnya perasaannya.

Tahun lalu saat saya masih bersamanya.
Dia bilang saya terlalu sering bercanda. Mungkin saat itu saya sedang jadi langit.
Tapi dia akhir perjalanan kami (Hujan bulan november), dia bilang saya sangat sulit dimengerti. Mungkin saat itu saya menjelma jadi laut paling dalam.

Atau mungkin. Dia hanya tidak sanggup menerka kedalaman fikiran saya, dan  saya tidak sanggup menyibak langit abu-abu yang menggantung di hatinya.


Tyas Hanina