Pages

Jumat, 27 April 2012

Siluman Lilin


Hari ini ayam kesayanganku ulang tahun!
Ayam yang ini bukan ayam yang suka ngising (e-e-k) sembarangan dan makanin beras dipinggir jalan, bukan juga ayam kesayangannya Andi (yang ada di iklan mie sedap).
Tapi ayam ini benar-benar punya wajah dan karakter yang sedap dan gak sembarangan :p

Nama ayamnya, Fataya Shoba Hadiwinata.
Gue dan dia bekerja sama di organisasi sekolah. Dan gue lihat, dia mempunyai kemampuan yang cukup hebat untuk berinteraksi dengan orang banyak dan juga kemampuan untuk mengkoordinasi suatu masalah. (Sok intelek abis bahasanya)
Gue cukup kagum dan bangga bisa bernaung di bawah panji OSIS SMPN 6 bersama-sama dengannya.

Dia hangat. Layaknya ayam-ayam diluar sana.
Gue sangat nyaman bercengkrama dengannya.
Sejuta kehangatan dan kenyamanan rasanya begitu menjalari percakapan kita berdua.
Dia tidak terlalu normal untuk bisa diajak gila. Dan tidak terlalu gila untuk bisa diajak bicara normal.
Ngerti maksud gue? Itu yang bikin gue nyaman ngobrol sama dia..

Back to the topic.
Today is her birthday.. Gue sama Ines buat sedikit “kejutan” untuknya.
Rencananya si dadakan. Banget malah.
Dan seperti layaknya rencana dadakan yang diadakan oleh orang absurd.
Rencana yg dihasilkan begitu absurd. Bener-bener bikin hari ulang tahunnya Ayam jadi ikut Absurd..

Jadi awalnya, Ines sebagai sang sutradara menyuruh gue untuk memainkan skenario “Ceritanya-kita-gak-sengaja-ketemuan-dan-lo-gabung”.
Gue mematuhinya, layaknya pemain-pemain bintang film yang berkharisma.. Gue memainkan peran gue sepenuh hati.

Gue dateng dengan cengiran bodoh dan Ines dengan bodohnya juga menghampiri gue langsung dari dalem MCD.
Jelas sekali ini hal yang bodoh. Ayam dan Ines duduk di bangku depan pintu. Ayam bisa dengan mudah mendeteksi kedatangan gue.. tapi itu bukan hal penting.
Dan gue memainkan skenario pertama gue.
“Hehe (dengan masih nyengir)”
“Janjian ya lu sama Ines?” (Dasar Indigo! Tau aja lagi!)
“Gak tuh He-He-He. Gue sendirian. Kebetulan-aja-kali.”
“Boong. Masa sendirian ke Lippo?”
“emang iya. Tadi mau mojok di MCD baca buku ini (ngeluarin buku). Gue emang sering gini.” (terdengar seperti Forever Alone..)
“Kok berani sih?!
“He-he-he.”
Lalu tiba-tiba Ines menyambung pembicaraan.
“Tyas, gamau pesen?”
“Nanti aja.” (dan ternyata begonya, itu adalah bagian dari skenario.)
Gue melihat tampang frustasi Ines karena gue gak paham isyaratnya.
“hm. Yaudah yuk pindah ke pojok aja.”
Dan Ines menggiring kami ke dekat gawang.. Eh ke dekat kamar mandi. Yang jauh dari kasir untuk memesan makanan.
“Tyas, gamau pesen?” (Ines mengulang pertanyaan itu lagi, dan gue baru sadar)
“Oh iya nes.”
“Lu tunggu disini yam. Jagain es krim gue..”
Setelah Ines memberikan petuah kepada Ayam. Kami bersama-sama berjalan beriringan ke kasir. Saat bertemu pelayan di tengah jalan Ines tiba-tiba berhenti.
“Mas tolong dong.”
Gue berfikir waktu itu.. “Wah si Ines ternyata udah beli kue segala. Pake dititipin lagi ke mas-masnya.” “Si Ines niat banget bikin surprisenya. Jangan-jangan dia juga undang Uya Kuya.” “Tapi.. Bukannya mereka berdua berangkat kesini barengan?”
“Apa dek?”
“Meja yang disitu.. (Menunjuk ke arah ayam). Tolong bersihin ya.”
“....” gue diam. Dan bermonolog dalam hati. Sebenernya suprisenya gimana sih? Jujur aja gue gak tau sama sekali. Jangan-jangan sebenernya Ines dan Ibunya gatau....

“Jadi nes..?”
“Enaknya burger yang mana ya yas?”
Dan gue yang dari awal sudah berintelek ini, langsung mengerti.
“Yang gocengan aja nes”
“Enaknya berapa?”
“Hm.. 3 aja.”
Jadi rencananya adalah membuat tumpukan burger gocengan menjadi terlihat seperti kue tart ulang tahun yg biasanya mahal.
Awalnya gue pengen ngusulin 108 tumpukan, mewakili tanggal ulang tahun dia (27 x 4 = 108).
Tapi gue mencoba realistis. Saat ini kita hanya bertiga merayakannya, lagipula kantong gue dan Ines akan tetanus kalau membeli sebanyak itu..
Untungnya Ines setuju. Dan kita membeli 3 potong burger goceng dan membayar tambahan charge karena meminjam piring.
“Terus dihias gimana nih burgernya?”
Tadinya gue pengen bilang, dibentuk gambar unicorn aja atau bentuk phoenix biar keren. Tapi gue dan Ines sama-sama tidak ahli menggambar diatas burger.
“Ditumpuk aja. Jadi segitiga”
Dan setelah ditumpuk. Ines tiba-tiba berkata..
“Gue udah nyiapin lilin. Lo bawa korek kan?”
Gue mengeluarkan korek pesenan Ines.
“Lilinnya gak bisa mati lho yas. Harus pake air.”
Gue ketawa. Ines sempet-sempetnya bercanda.

Setelah itu kita berjalan menuju Ayam, yang sedang menunduk menatap hape.
Lalu Ines menaruh burger diatas meja, dan mengerang.. Eh berteriak..
“Happy birthday!”
Ayam sumringah, dan memegang dada.  Dia bilang “gue kok speechless ya..”
Dan gue sama Ines Cuma nyengir-nyengir.. sampe gue menyadari satu hal..

Lilin sudah kita nyalakan dari tadi. Sekarang sedang menyala dengan api yang begitu heboh.
Tadi Ines menyarankan untuk memakai semua lilin. Jumlah lilinnya ada 10... Dan untuk ukuran 3 burger tumpuk yang tidak terlalu besar, lilin ini menyala dengan dahsyatnya.
Kok apinya gede banget?

“YAM YAM! CEPETAN TIUP! ITU LILINNYA UDAH MAU ABIS! APINYA GEDE BANGET ITU!”
Gue teriak-teriak panik. Gue udah hampir bakar ban disitu. Untung gak ada bapak-bapak berkumis di MCD saat itu, jadi gue gak jadi bakar ban..
“bentar yas make a wish dulu.”
Setelah ayam make a wish selama beberapa detik dengan mata terpejam. Yang gue fikir sudah cukup lama untuk membuat lilin-lilin ini memproduksi asap yang memuakkan.
Ini asepnya banyak banget?!

“YAM ! MCDONALD BISA KEBAKARAN INI! CEPETAN TIUP. ASEPNYA KEMANA-KEMANA.”
Dan Ayam pun meniup. Gak bisa.
Gue mengelus dada. Ayam ini terlalu lembut, sampe gak bisa niup lilin dengan helaan nafas yang cukup kuat.
Dicoba lagi. Gak bisa.
Gue menggigit bibir.
Coba lagi. Tetep gak bisa. Apinya masih goyang-goyang kanan kiri dengan heboh.
Dicoba... satu lilin apinya padam. DAN NYALA LAGI.
INI LILIN SILUMAN?!

Gue melirik ke Ines. Dia ketawa.
Ines ini siluman lilin?! Ini kacau banget, asepnya udah lumayan membumbung memenuhi ruangan.
Ayam mulai keliatan panik. Gue gak kalah panik.
Ines langsung ambil salah satu tisu di meja dan berlari ke toilet.
“Ini anak sempet-sempetnya ke toilet pas mekdi mau kebakaran.” fikir gue waktu itu.

Gue membantu meniup lilin. 3 lilin berhasil padam... TAPI NYALA LAGI.
Ines datang dengan tisu bassah dan memercikkan airnya ke atas lilin.
“Nes?! Entar burgernya basah dong?!”
“Udah biarin aja..”
Dia terus memercikkan air, beberapa padam. Namun masih ada yg tersisa.. Lilin-lilinnya udah mengecil dan hampir habis. Sisa-sisa lilin yang membeku menempel di kulit burger..
Gue reflek mengambil salah satu tissu dan mengibaskannya ke lilin. Entah untuk apa.
Tapi ternyata berhasil.
Satu mekdi menghela nafas lega. Gak jadi kebakaran.
“Ini.. jadi gak bisa dimakan dong ya burgernya?”
Gue memandang sayu, sambil mengambil lilin-lilin yang menancap di burger.
“Masih bisa kok. Orang gak kenapa-kenapa.”
“Nes.. itu bahan kimia.”
“iya juga ya. Tapi dikit doang yas. Dicongkel aja.”
“Jangan bahaya!’”
Gue ngotot. Ines dan Ayam diam.
“Cabut aja ya roti atasnya?”
Akhirnya dicabut.
Dan tiba-tiba gue melihat nyala api di pinggir piring.
Astaga, satu lilinnya masih nyala. Dan membakar ujung kertas penawaran menu.
Gue meniup dengan cepat. Mati.
“Pastiin lilinnya udah mati semua. Kalo gak mekdi bisa kebakaran”
Mereka mencari dan alhamdulillah udah gakada.

Setelah itu kita suap-suapan burger biar unyu dan romantis. Gue memberikan hadiah gue untuk Ayam.
Satu permen kiss bertuliskan “Happy Bday!” dan korek.
Entah kenapa gue kasih itu..
Dia ketawa. Dan bilang “bakal gue simpen yas..” “kenapa gak dilaminating aja yam” “...”

Setelah itu.. bla bla bla. Ada beberapa kerabat dekat Ayam yg juga memberikan surprise.
Kali itu mereka mengadakannya diluar mekdi. Biar gak ada resiko kebakaran lagi.
Si lelaki berkuda putih (kekasih fataya) pun datang. Meski datang dengan kondisi tidak disapa pada awalnya oleh Ayam :p karena kesel gak diucapin ulang tahun dan gak bisa dihubungin..
Setelah adegan potong kue dan disuapin Ayam. Gue sama Ines pamit kedalem Lippo.
Mau ke gramed awalnya. Tapi kita malah jadi nonton Battleship :’3
Muehehe.



Oiya. Begini bunyi sms ucapan gue untuk si Ayam..
"Ciken naget....... salamat ulang tahun nyaa. Sehat selalu, loba rezekina, gera kawin jeng sih patur, ulah bandel, para rinter, ulah ngabohongan indung, ulah kabur dr rumah, ulah ngising dicalana dei engke bau hasem :’)" 

Wassalam,


Kamis, 26 April 2012

U-En pergi. Liburan menanti.

"I'm free I'm free
I'm free like a burning no one the tell me (Souljah -I'm Free)"
Biar imut, pake emot babi

Selamat datang hari libur :')
Kalo kata Christina Perri sih.. i have died everyday waiting for you

Setelah berjuang 4 hari ini.
Ngebuletin LJK dengan setulus hati.
Tarik ingus sana sini setiap 5 menit sekali.
Berdoa terus menerus tanpa henti.
Dan. Berusaha. Menahan. Diri. Untuk. Gak. Teriak.

Ehem, maaf ya Allah sedikit sombong..


Rasanya tuh waktu gue bolak balik lembar soalnya, gue pengen ketawa saat itu juga. Gue pengen teriak saat itu juga!!
"Pak?! Bapak gak nyium bau kebakar?!"
"Bau kebakar apa?"
"Iya! Itu bau api semangat saya! Soal-soal ini bisa saya hanguskan!"
Itu awalnya.
Dan ketika gue menemukan kesulitan pada soal. Gue juga tetep pengen teriak.
"Bapak gak nyium bau kebakar?"
"Apa yang kebakar? Darimana?"
"Itu ibu saya lagi bakar ban di depan sekolah. Kalo Bapak gak kasih saya kunci jawaban, saya akan suruh dia bakar satu sekolah!"
"..."
Anarkis sekali.
Oke. Ga usah ngomongin yang udah lewat.
Yang penting sekarang, gue pengen mengistirahatkan diri gue..
Dengan menyendiri di suatu kota di Indonesia :')
Bantu doa ya semoga uang jajan pun bersimpati dengan libur 2 bulan ini :*
Tyas Hanina


Jumat, 06 April 2012

Mudah-mudahan ini yang terakhir...

Bukannya aku bosan, namun aku menyerah.
Kepada kenyataan.
Tidak! Yg benar adalah menerima.
Aku belajar menerima takdir.
Takdir bahwa jalan kita tidaklah bersimpangan, jalanku & jalanmu.
Takdir bahwa kita hanya ditakdirkan bertemu, bukan untuk bersama.
                                              
Setelah lama kenyamanan yg menjalari semesta tubuhku saat bersamamu, membuatku lupa akan fakta dan sontak terperangkap dalam maya.
Aku terus memilih memutari jalan, aku berusaha berlari dari kenyataan.
Menuju padamu. Menuju jalanmu.
Lelah. Peluh. Perasaan ingin menyerah. Begitu menampar kalam batinku.
Kau terlihat dekat, keberadaanmu bahkan aromanya begitu akrab.
Tapi kenapa? Jalanmu begitu jauh untuk aku tempuh, kamu begitu sulit untuk aku raih.
Jalan maya ini benar2 menyesatkanku.
Seperti sudah banyak melangkah, namun tak pernah beranjak.

Aku resah. Benarkah ini jalan terbaik untuk kita?

Di satu titik temu yg mempertemukan kau dan aku.
Kau kembali menampar kalam batinku.
Janji yg kau ucap untuk terus berpegang tangan dan melewati jalan bersamaku, kau ingkari.
Inikah balasan atas semua lelah yg kudapat setelah aku jauh berlari?

Beribu caci maki dan sindiran keji rasanya ingin ku lemparkan kepadamu. Tapi, mulutku serta hatiku tidak ingin kotor karena itu.
Ingin kuhanguskan semua jejak dan jalan yg pernah kita lalui. Tapi, air mata dan kasihku memadamkan segala api amarah.
Begitu hebatnya gejolak emosiku saat itu. Membuatku semakin gila, untuk bisa melihat fakta.

Lalu. Aku yg saat itu tak ingin terlihat lebih hina lg di hadapanmu.
Berusaha dengan segala tenaga dan pencapaian yg tersisa, menyusuri kembali jalanku.

Dan ternyata hal bodoh yg kulakukan dimasa lalu, begitu berdampak kepada diriku saat itu.
Kutemukan kembali.. Segala kenangan, buncah tawa bersama, sepenggal percakapan, semua tentang kita. Semuanya....
Kembali dipertontonkan didepanku.. dengan volume suara yg membuat gendang telingaku muak karenanya.
Benci sekali aku harus mendengar segala guyonanmu dan kalimat2 manismu.
Muak.

Semakin jauh aku berjalan, mendekati kenyataan.
Memang bayangmu semakin pudar dan redup.
Namun tak bisa kusangkal.. ada bagian dari diriku yg masih terikat olehmu. Masih ada..
Dan masih ada senyummu yg diam2 kupasung dalam ingatanku.
Masih.
Tapi tak apa kan?
Ini hanya permulaan. Semuanya pasti akan cepat terhapuskan.
Seperti jejakku saat mengejarmu yg terhapus oleh hujan..

It's end when november rain....

Rabu, 04 April 2012

urgh!

Langit malam semakin pekat.
Dan gue pun semakin dekat dengan insomnia.
Sial.
Kalau boleh menyalahkan seseorang. Gue akan menyalahkan Asep Suaji.
Entah kenapa..



Semakin lama, gue makin deket sama si “UAN”.
Dan gue pun selama berbulan-bulan ini harus berjuang keras demi kelayakan gue menghadapinya.
Heran juga. Gue ketemu sama dia cuma dalam waktu 4 hari. Dan satu hari pun cuma dihabiskan dalam waktu 2 jam.
Tapi deg-degannye berbulan-bulan.....

Belum lagi si “UAS”.
Harusnya sih ye, gue ketemu dia abis ketemu si “UAN”.
Tapi tahun ini kebalik.
Makin berat juga sih jadinye.

Kenapa mendadak jadi keluar logat betawinya.....

Tapi jujur aje, semakin sedikit waktu gue bernaung di sempel.
Semakin kental lah penyesalan gue selama ini nyia-nyiain pelajaran.
Semakin kangen lah gue sama segala macem yg udah gue temuin disini.
Segala problem masa lalu pun sontak terlintas di benak gue.
Temen-temen kelas 7,8,9 E. ONTEL (Osis eNam TELadan). Sunda yeh. Ciros. Dan lain-lainnya.

Setiap hari, dikala gue melewati dinding-dinding di segala penjuru sekolah.
Gue seakan mendengar mereka bersenandung ria. Mengenang apa yang mereka perhatikan dari anak-anak angkatan gue yang sebentar lagi bakal lulus.
Setiap sudut dinding itu mempunyai cerita.. Juga gerbang yang setia menyapa dikala masuk sekolah. Maupun saat pulang sekolah.
Canda tawa temen-temen berseragam SMPN 6 pun gak bakal kedengeran lagi.

Ergh..

Tapi waktu gak bakal kasih toleransi dengan memberi kesempatan memutarnya kembali atau membuatnya berjalan lebih lambat.
Karena siap atau tidak. Kita harus siap bergegas "pindah"..
Karena lo sendiri gamau kan, belajar di bangku dan kelas yang sama sedangkan semua temen-temen lo udah beranjak ke masa depan? :)
Kita daftar sekolah bareng-bareng, masa orientasi bareng-bareng, ketawa bareng-bareng, kerjain PR bareng-bareng.. Dan gue gak pengen ada salah satu dari kita yang "tertinggal" sehingga gak bisa lulus bareng-bareng..

:')

Ohiya. Daritadi siang ngurusin BTS, ngeliatin pesan/kesan satu angkatan rasanya pengen ngibarin bendera..
Ada-ada aja kata-katanya.
Ada yg kaya buat artikel koran, bikin gue geregetan ngetiknya.
Ada yg konyol banget kaya ager :')
Ada yg so sweet nyantumin nama orang yg dia taksir :'3
Dan ada yg singkat & minyi persis kaya yg bikin ( kate middleton )

Akhirnya nulis kesan/pesan gila BTS juga. Sebentar lagi juga dimulai pemotretannya.
Dulu pas awal masuk sempel, kita nulisnya daftar barang2 gila apa yg harus dibawa buat masa orientasi. Dan pemotretannya pun untuk foto raport pertama kali.

Jujur aja.. Pas tiba saatnya gue harus menuliskan sepenggal kalimat untuk pesan/kesan BTS gue sangatlah risau.
Gue jadi mengingat banyak hal. Yang tentunya pertama kali gue ingat adalah hal-hal pertama yg terjadi di sekolah ini.
Kelas pertama gue yg berada di depan kantin dengan ketua kelas biadap yg sekarang jd ketua OSIS.
Bangku pertama gue, seonggok bangku di depan meja guru yg waktu itu hanya gue sendiri yg mengisi :') dan akhirnya gue pun bernyali mencari teman untuk menemani gue.
Tugas pertama gue di pelajaran Bahasa Indonesia, saat satu kelas satu persatu memperkenalkan dirinya masing-masing.
Lalu.. Saat pertama kali ada senior OSIS yg datang ke kelas dan menawari pendaftaran OSIS. Dan hingga akhirnya 3 tahun gue mengabdikan diri di Organisasi itu..
Dan. Bla Bla Bla.
Gue dengan perlahan menuliskan nama, tempat tanggal lahir, alamat, dan nomor telpon gue. Sempat heran sejenak, karena tidak menemukan kolom hobby dan cita-cita.. Juga Makes (Makanan Kesukaan) dan Mikes (Minuman Kesukaan). Lalu gue baru sadar gue sedang mengisi kolom BTS dan bukan binder anak SD.
Lalu gue terhenti saat tiba di kolom pesan dan kesan.
Gue membaca lagi pesan dan kesan teman2 sekelas gue.. Entah untuk apa..
(Saat gue membaca pesan & kesan satu angkatan, ternyata kelas gue yg paling panjang nulisnya -__- sampe ngelebihin batas kolom hampir semuanya)
Dan akhirnya dengan idiotnya gue mulai menulis......
Dan lihatlah nanti dua penggal kalimat dari seorang jelmaan Kate Middleton yg minyi ini saat buku BTS sudah dibagikan :')


wassalam